Page View

Jumat, 07 Desember 2012

Kalian Tak Perlu Bersatu, Cukup! Mundur!


Diego Antonio Mendieta Romero, mungkin layak disebut sebagai pemain paling berperan bagi Persis Solo yang berkompetisi di div.utama Pt. LI musim 2012, hal itu terbukti saat dia berhasil mempersembahkan 7 gol, sekaligus menjadi top skorer atau penyumbang gol terbanyak bagi tim tersebut di satu musim kompetisi.

Dengan fakta tersebut dia kemudian diganjar penghargaan dari klub.. mendapat gaji plus bonus dan hidup berkecukupan, mengajak keluarganya tinggal di Indonesia, melanjutkan bermain bola, bertahan di tim dan dicintai fans, atau memilih pindah ke tim yang lebih besar dengan alasan gaji dan perkembangan kariernya.

Sebuah pemikiran yang logis dari seorang pemain sepakbola, namun sayang kenyataan tidak demikian. Jangankan berfikir tentang karier, untuk satu keinginan sederhana kembali pulang bertemu Ibu dan keluarga di negaranya saja tidak tersanggupi, Diego, menghembuskan nafas terakhir dengan menyisakan kepiluan yang bisa dirasakan semua orang yang mendengar kisahnya.

Satu kepiluan, kepedihan, dan kekecewaan yang menambah daftar hitam wajah sepakbola nasional akibat buruknya SDM di susunan kepengurusan federasi. Dualisme, ketidak profesionalan, egoisme berujung amburadulnya sepakbola negeri di segala aspek seakan telah menjadi menu sehari-hari. Sumpah serapah, kutukan, layak tak pernah berhenti mengalir deras bagi mereka.

*

Apakah bangsa kita memang terlalu pemaaf, atau naif sehingga masih mengharap orang-orang di PSSI-KPSI bersatu? Setelah melihat apa yang mereka perbuat, bilapun bersatu tidakkah riskan bila mereka nantinya akan saling pukul-pukulan dan saling menjatuhkan lagi???

Mungkin pecinta bola sudah sangat putus asa.. sehingga masih terbesit keinginan menyatukan para gerombolan yang dengan tanpa rasa bersalah telah memporak-porandakan sepakbola nasional tersebut.. dan langsung berfikir diluar sana sungguh tidak ada figur lain yang sedianya mampu dan layak untuk memimpin federasi ini.

Apakah ini seperti masalah rumah tangga, dimana ketika orang tua bermusuhan lalu sang anak meminta mereka berdamai agar semua masalah menjadi reda. Bagi saya tidak seperti itu, ini adalah nyata bobroknya individu-individu yang memegang sebuah sistem kepengurusan federasi sepakbola kita.. dimana harusnya kekuatan suporter untuk menjatuhkan vonis mundur atau ganti, lebih vokal daripada menyuarakan kata bersatu.

Coba lihatlah klub kita, lihat timnas kita, lihat liga kita, lihat nasib pemain-pemain kita.. dalam tahun-tahun belakangan ini.

Masihkah kawan ingin para pemimpin PSSI-KPSI itu bersatu.. benarkah?

A very tricky question, isn't it?

Kalau saya akan menjawab tidak! saya tidak ingin mereka bersatu, sebagai pecinta bola saya menuntut mereka semua mundur dan diganti orang yang baru. Dan semoga saya bukanlah satu-satunya yang ingin demikian, harapan akan sosok yang membawa sepakbola lebih baik dari pada sekarang adalah alasan yang utama.

Khusus kasus kematian Diego.. selesaikah urusan dengan cara membayar lunas gaji dan tunjangan? Tidak adakah pengusutan hukum pada mereka para pengurus klub juga penggelontor dana yang telah lalai dalam kewajiban sehingga menyebabkan nyawa seseorang melayang? Amankah kaki-kaki mereka para terduga tindak kejahatan untuk terus melanjutkan jalan? Otak saya terus bertanya.. bagaimana jika mereka dihadiahi hukuman larangan tak boleh berkecimpung di kepengurusan bidang olahraga seumur hidup.. tidakkah itu terlihat fair? #justicefordiego



Senin, 03 Desember 2012

...

Adios Diego... another soul of our brave soldier that passed away.. but his memories with the club and the fans will stay.
.

Jumat, 23 November 2012

Garuda, Aku.. dan Jutaan Lainnya




Aku melepasmu dengan doa dan bangga disaat yang lain sibuk mencibir dan mencerca
Dan masih yakin juga percaya ketika banyak dari mereka memilih menyerah sebelum tiba masanya

Kau tahu tidak ada yang bisa merenggut satu Garuda itu dari dadaku.
Berdebat siapa yang benar, siapa keliru.. sampai melupakan nama Merah putih itu.
Sungguh bukan tipe diriku.

Karena aku lebih percaya ungkapan yang melegenda
"Siapa nama di belakang jersey tidaklah sepenting nama yang tertera di depannya."

Maka,
Aku ingin lanjutkan berteriak untukmu timnas Indonesia.. kebanggaan yang tlah ditinggalkan oleh mereka, baik dengan kehormatan yang abadi atau dengan cara yang semena-mena..

Dan jangan pernah umpamakan semangatku mendukungmu seperti sakit flu, demam timnas. Yang datang di sore hari dan mereda esok paginya, membuncah saat kau terbang tinggi lalu ciut saat kau jatuh terluka.

Karena tidak peduli berapa banyak perbedaan kita, ketika jersey merah-putih yang kau pakai menyentuh lapang untuk berlaga, dan aku menyaksikan entah dari mana, darah kita berdesir sama, jantung kita berdegup seirama, cita dan keyakinan kita pun berpadu dalam satu harapan dan doa.. semua untuk kejayaan Indonesia tercinta.

Seperti itu.. akan tetap seperti itu.. karena kecintaan pada timnas lahir dari dorongan hati dan jiwaku.. bukan provokasi congor media tertentu.. dan bukan karena aku penganut kelompok ini, juga kelompok itu..

Timnas.. Garuda.. bermainlah gemilang di Malaysia.. puluhan ribu saudara akan mengiringi langkah kakimu disana.. sedangkan aku dan jutaan lainnya.. setia menantimu di dua laga sisa di GBK. Semoga.

Aku.. dan jutaan lainnya masih selalu ada.. mengenakan jersey, membentangkan syal, berteriak lantang mengibarkan bendera kebangsaan. Ya, kami masih tetap menjumpaimu, bersatu denganmu, seperti dulu seperti biasa, kita masih akan bertemu pada satu titik air mata diiringi megahnya bait-bait lagu Indonesia Raya.





Solo, 23 November 2012.


Kamis, 11 Oktober 2012

Berdiri Satu Panji

Suatu sore di sudut stadion..

"Tak lelah berdiri... tak letih ku bernyanyi... Persis menanglah tuk kami...."

....................

Pernahkah anda berdiri di atas tribun dengan rasa bangga yang mendalam.. padahal di bawah sana mereka mendapati hasil kekalahan..

Pernahkah mata anda sulit terpejam dan hati berdegup kencang berharap hari esok cepat kan datang agar dapat segera bersua mereka di lapangan..

Pernahkah anda menitikkan air mata saat membaca berita tentang tragisnya nasib mereka yang tertera di bermacam media dan surat kabar..

atau..

Pernahkah anda tak ingin pulang, merasa harimu di atas tribun belum habis dan ingin bertahan untuk sekedar menikmati indahnya bulan dibalut kemenangan yang tlah mereka persembahkan..

Pernahkah..?

Kami pernah.

Kami pernah berdesak berhimpitan demi menggenggam satu tiket yang membawa kami kedalam, kami pernah terbakar matahari dan menggigil dalam hujan di sini dan di kota orang, kami pernah berhantam batu dan pukulan dengan mereka yang mencoba merendahkan, kamipun pernah bersorak bersama layaknya orang gila di jalanan kota lawan.

Jadi..

Dengarlah keluhan kami dan jangan kau bungkam..

Biarkan kami Pasoepati berada disana.. berteriak saat mereka berlari, jatuh bertabrakan atau berselebrasi kegirangan setelah menjebol gawang lawan.. Biarkan Pasoepati berada disisinya ketika mereka menghapus lelah, dan mengerti bahwa kadang pantang menyerah tak selalu terbalas dengan kemenangan.

Biarkan hal yang sewajarnya ada di sepakbola itu terjadi kepada kami..

Biarkan kami berdiri disana.. biarkan kami memegang erat-erat satu panji itu, biarkan kami berteriak dengan sisa suara kami menyanyikan lagu kebanggaan, tanpa harus memilih.. tanpa harus menerka.. tanpa harus berlinang tanda tanya.. siapa dari anda yang benar.. siapa dari anda yang keliru.. mana dari anda yang patut dibela.. mana yang dianaktirikan dan dianggap tabu.

Karena kami percaya bahwa kejayaan terbentuk dari harapan-harapan yang dirangkai satu..
dan jika memang kejayaan itu harus melalui jalan terjal nan berliku.. maka kesanalah langkah kaki kami kan menuju.. tanpa kepentingan pribadi, tanpa embel-embel semu nama kelompokmu.

Pilihan anda.. bergabung ke barisan menyatukan visi dan misi.. atau beranjak pergi undur diri..

Karena tidak ada lagi opsi memecah belah tim ini, dengar jangan acuhkan suara dan harapan kami.. tak lelahkah mengumbar ego dan saling memusuhi.. tidakkah ada rasa bangga bila Persis Solo berprestasi.. mari berbenah diri.. dimulai dari percaya atas satu nama, berjuang atas satu kebanggaan, dan berdiri kembali dalam satu panji.







- Niko Andreyan -

Senin, 01 Oktober 2012

BJ.. Dan Yang tertinggal Dari Sosok Terhebat

Puluhan mata itu nampak jelas berkaca-kaca,
Luar biasa.. ribuan orang datang untuk sebuah acara yang dihelat cukup malam.. pukul 9!




Udara yang dingin sontak berangsur hangat diantara kumpulan Pasoepati yang satu persatu berdiri rapat memadati halaman teras graha Solo football Club.. Tempat dimana dulu sang pelatih beserta jajaran skuadnya terbiasa membagi buah pikiran dan keringat semusim penuh untuk laskar sambernyawa. Malam itu memang ia sudah tak ada disana.. Digantikan oleh ribuan kami yang sengaja datang untuk memberikan salam penghormatan dan rasa terimakasih yang tulus dan mendalam.

Siapa bang Junaidi setahun yang lalu.. Kawan Pasoepati sebagian pasti tidak ada yang tahu dan tak mau tahu.. Tapi semua berubah ketika BJ pada akhir tahun 2011 memutuskan untuk berkarir (sekaligus pada akhirnya berakhir) di Solo, di Persis.. Dan pada saat segala daya, upaya, tenaga, serta "hartanya" ia berikan total ke klub kebanggaan laskar Pasoepati itulah , ia kemudian menjadi sosok yang lebih dari istimewa.

Malam itu kami berdiri, berjajar dan untuk berbicara dari hati ke hati,
Bahwa kami ada dan tlah menyatu dengan klub ini,
Apapun yang terjadi, kebahagiaanmu tawa kami, kesedihanmu duka kami,
Ibarat sebuah janji pun kehormatan yang mau tak mau harus kami tepati,


Karena sepakbola juga punya hati
Ini Persis Solo.. selamat datang!
Tidak perlu menjadi manusia super,
Cukup tunjukkan cintamu, kesetiaanmu dan maka
Pasoepati akan membalas dengan cara yang luar biasa untuk mengenangmu.

Teruntuk semua pahlawan sepakbola Solo..
7-23-12




foto: www.redsquadsolo.web.id

Rabu, 25 Juli 2012

Tentang Spanduk Persahabatan

Persahabatan antar suporter sebenarnya bukanlah hal yang ganjil di sepakbola, ada banyak contohnya diantara persahabatan (gamelagio) yang paling terkenal di dunia yaitu antara fans Inter dan Lazio di liga Italia.

Persahabatan suporter memiliki peran yang cukup vital untuk meredam bentrokan di sepakbola, terlebih untuk negara dimana penonton sepakbola didominasi para remaja dan masih sering menimbulkan korban seperti di Indonesia, persahabatan suporter menjadi suatu hal yang diidam-idamkan untuk meminimalisir bentrokan saat didalam maupun diluar pertandingan.

Ada banyak cara untuk menunjukkan dan memupuk jalinan persahabatan antar suporter, diantara cara-cara itu salah satunya adalah dengan spanduk persahabatan.

Spanduk persahabatan Bonek untuk Pasoepati tahun 2012


Musim ini berapa kali Pasoepati membuat spanduk persahabatan untuk suporter lain? dan berapa kali Pasoepati dibuatkan spanduk oleh suporter lain?


Spanduk persahabatan suporter, Sebenarnya gampang untuk dibuat tapi agak susah untuk dilakukan, apalagi untuk suporter yang merasa hubungannya sudah sangat dekat dan apalagi-maaf kalau sudah merasa besar, spanduk persahabatan seakan gengsi untuk dibuat.

Padahal adanya spanduk persahabatan yang biasanya terbentang saat jeda pertandingan ini bisa jadi akan selalu diingat kedua belah suporter, pun karena bentuknya yang mudah terdokumentasi, sewaktu kedua belah pihak suporter ada kesalahpahaman atau gesekan, spanduk persahabatan jelas bisa jadi tanda bahwa sejatinya mereka adalah bersahabat.

Dari sanalah kemudian terbersit ide bagaimana jika setiap suporter yang sedang tour away dibudayakan membawa spanduk persahabatan agar kemudian disimpan oleh suporter tuan rumah, begitu berlaku bergantian. Karena dari suporter yang "lebih muda" spanduk persahabatan menunjukan respect, sementara dari suporter yang "lebih berumur" tentu akan menjaga mereka agar tetap rendah hati..

Mungkin memang spanduk persahabatan ini hanyalah salah satu cara kecil menuju dan menjaga perdamaian, karena tentu setelahnya diperlukan peran ketulusan dan kedewasaan dari kedua belah pihak suporter, namun sebuah hal positif tidak pernah ada salahnya untuk coba dilakukan.

Satu langkah kecil pun akan berarti untuk mewujudkan perdamaian suporter.. jangan pernah malu untuk memproklamirkan diri sebagai suporter cinta damai, karena tidak ada rugi dari yang namanya bersahabat, pun tidak ada rivalitas yang tergadai karenanya.. lagipula bukankah salah satu ciri keindahan sepakbola adalah saat ia mampu menyambung hal yang berbeda-beda menjadi suatu jalinan yang harmonis?


Jadi ayo Pasoepati jangan ragu tunjukkan spanduk persahabatanmu.. pada siapapun.. Salam Damai suporter Indonesia!!




gagal dimuat di artikel pembaca Pasoepati.net

Senin, 16 Juli 2012

A Legend To Remember

 Bang Jun - A very proud father and his son captured holding the red scarf of Sambernyawa... epic!

When you're standing in the middle of battle field.. and things aren't going well as it used to be.. there are two choices available.. pulling your ass back off in the name of your own life principles and precious self-dignity leaving your team dying behind.. or stay thru fighting beyond the unclear condition in the name of faith, passion, spirit and dedication of something you love.. Bang Jun has made a heavy step by taking the second choice for us.. the club and the fans.. something big that finally gave him reward as a legend by the fans..

Now the legend has found his eternal rest.. like a forever flowing river in heaven.. Bang Jun you will be missed!



photo's taken from @jmarclyta

a short video photos portrait

Farewell Bang Jun

Kamis, 12 Juli 2012

Football Isn't Religion, It's Love


Sepakbola adalah cinta, bagaimana saya sudah berulang kali menyatakan jenuh, pusing, muak dengan segala hal tentang sepakbola yang seringkali menguras pikiran membikin emosi dan atau bahkan merapuhkan jiwa. Tapi dalam pernyataan saya itu tiada satupun yang bertahan lama. Sepakbola adalah cinta, mencoba melupakannya adalah hal yang sia-sia. Sepakbola adalah cinta, bukan agama, mau atau tidak, di belahan dunia manapun ada saja orang yang terpana oleh parasnya.. sebut saja perdana menteri terkemuka, pengusaha kaya, sampai rakyat jelata rela hamburkan uang demi mendapat kepuasan darinya.. sepakbola adalah cinta, ada yang mencintai karena materi, ada yang mencintai karena trofi tak sedikit yang mencintai karena takdirnya memang sudah begini.. siapa yang tak suka sepakbola.. bukan bermaksud menghina, maaf sebaiknya anda pergi periksa.. lelaki mana yang tak terkesima indahnya.. wanita mana yang tak tersihir nikmatnya.. anda pasti tidak suka karena belum mencoba.. kalaupun tetep tidak suka..  jangan-jangan ni.. jangan-jangan.. anda ini bukan pria.. bukan juga wanita... jadi anda ini sebenarnya......... hahahaha.. isi saja sesukanya... sepakbola adalah cinta.. bukan agama... kalau agama berbeda-beda tapi tetap saja beda.. kalau cinta berbeda-beda tapi rasanya sama... jadi sepakbola adalah cinta.. cinta yang gila... cinta yang membuatmu tersenyum saat kau melihatnya.. cinta yang juga membuatmu menangis saat ada yang salah dengan dirinya... sepakbola adalah cinta.. cinta yang  menghubungkan bukan cuma dua insan manusia.. tapi satu..dua..tiga.... heemmm.. seluruh umat manusia... sepakbola adalah cinta... mari bersenang-senang dengannya.. mari bercinta.. mari puaskan nafsu-nafsu kita... karena sepakbola adalah cinta.....

11-4-11----2-28-12-----6-12-12

Jumat, 06 Juli 2012

Disana.. Satu Tikungan Lagi!


Ferryanto berlari dengan selebrasi penuh emosi sebagai reaksi dari tembakannya yang meluncur deras dan sukses mendarat di pojok bawah gawang lawan sebelah kiri, dua ribuan lebih kaos merah yang belum lelah bereuforia sontak tambah bersorak gegap gempita menyambutnya.. sore itu tiga poin dramatis teraih dengan penuh suka cita.. seusai laga.. pemain dan ofisial dibawah turut larut bahagia.. "Pasoepati datang.. Persis Solo menang.. Pasoepati senang.." begitu mereka bersama-sama menyayikan lagu sambut indahnya kemenangan di partai tandang.. tak ayal sore itu diselimuti dingin rintik gerimis kota Magelang.. kami pulang, membawa sebuah awal baik untuk jalan yang terang..

*******************************************************

"Ferryanto berlari lagi, ia ke sisi lapangan usai menceploskan bola ke gawang lawan, beberapa pemain Persis Solo pun bergegas mengikuti di belakangnya... mereka menuju tepi lapangan.. Berselebrasi? Bukan! Mereka berlari kesana untuk bertemu baju biru yang tengah mengangkat bendera.. Offside? ehmm.. ya... menurut baju biru sih begitu walaupun dari tayangan video dan melihat gesture para pemain lawan (Persikab) sebelum-setelah gol tidak satupun menandakan Ferry telah terjebak offside...."

Hari itu seolah menjadi titik dimana kami dijatuhkan kembali ke bumi, sebelumnya harapan promosi masih kami jaga untuk tetap melayang tinggi-tinggi ditengah masalah yang datang menyapa silih berganti.. Namun apa daya akhirnya api harapan kami tersebut harus dipaksa padam jua, oleh jalan yang sulit diterima dan kenyataan yang menyesakkan dada.. sore itu kami berangsur meninggalkan stadion dengan hati penuh luka dan sebuah tanda tanya besar berputar terngiang di kepala.

Seperti saat kami kemudian harus tersisih pula di piala Indonesia, Coach BJ berkata tim kami bermain seperti sungai mengalir..
Yes coach.. we're forever flowing river.. kita adalah sungai yang terus mengalir.. tak peduli seberapa hebatnya batu yang menghadang.. kita akan tetap mencari celah demi meneruskan jalan nan lapang.. bila batu yang menghadang setebal karang.. kita tak patah arang malah terus berusaha kikis hingga sang karang pecah terbelah dan berlubang.

********************************************************

Ferryanto kembali berlari, sambil mencium badge di jersey langkah kakinya melesat menuju tribun, tepat di depan ribuan merah ia kemudian menyilangkan tangan sambil membungkuk tanda persembahan dan penghormatan.. akhirnya.. satu golnya kembali mampu membantu Persis menangi laga.. di akhir saga ratusan flares Pasoepati berbinar menjalar di seluruh area.. barat, selatan, timur dan utara terbungkus cahaya.. tribun manahan segera merekah merah bak api yang membara.. seluruh pemain pun ofisial tumpah ruah bergembira.. Bang Jun ikut berdendang ria.. Roca yang sampai telanjang dada.. berujar terimakasih luar biasa, Pasoepati terbaik di Indonesia katanya.. sampai jumpa di musim berikutnya..

Beautiful season kata beberapa teman Pasoepati.. musim yang indah bagi kami.. sempat ada rasa sakit yang menggigit, ada luka yang sengaja kembali dibuka, ada kekecewaan yang tak terbantahkan.. tapi karena cinta.. kami menolak untuk berlalu begitu saja.. seperti skuads kami yang berkomitmen setia saat badai masalah menerpa.. untuk itulah kami ada.. melupakan sejenak apa arti glory-glory.. sungguh kebersamaan ini terlalu berharga untuk dibiarkan pergi tanpa arti.. tak ada piala dalam genggam.. tak mengapa, saat ini jabat tangan dan rangkulan erat punya kesan yang lebih dalam..

Usai sudah satu musim penuh cerita.. ada bahagia, ada tawa, ada pula tetes air mata atas kesewenangan yang terhampar jelas didepan mata..

Kami memang gagal juara liga.. benar kami tidak juara.. bahkan kami hanya mampu finish di urutan ketiga, itupun dihitung dari bawah tangga klasifika.. Tapi siapa bilang kami akan berlarut duka dan merenggut kebanggaan dari dada mereka yang telah berusaha.. maka sore itu kami tetap berpesta.. bukan untuk siapa-siapa.. hanya untuk kami dan para pahlawan Sambernyawa.. untuk menghormati mereka yang telah teteskan peluh dan berjuang hingga akhir laga... sungguh hari itu mereka pantas mendapatkannya..

Tentang sebuah gelar yang tak kunjung datang terhantar.. kami masih bisa sabar.. dan kami yakin akan kejar.. kami akan kejar.. seperti semangat kami yang tak pernah berhenti berpijar.. dari sebuah euforia dan kesetiaan yang selalu terpapar.. bagi kami torehan gelar niscaya ibarat malam yang tinggal menanti datang fajar..

Tugu lima belas bintang.. Disanalah kebanggaan, semangat, cita cinta harapan dan segala mimpi-mimpi indah akan selalu kami sematkan dan tak lelah tuk pugar.. kejayaan yang terbentang megah dan takkan pernah pudar.

********************************************************

Terimakasih Persis Solo, selamat beristirahat dalam besarnya hatimu.. yakinlah esok kita songsong musim yang jauh lebih baik..

Kawan Pasoepati ambilah tempat untuk sejenak melepas rasa lelah... asal jangan menyerah.. yakinlah kita akan sampai kepada kejayaan.. disana.. tak seberapa jauh dari sini.. ya.. satu tikungan lagi!



Jum'at 8 Juni 2012 -Niko Andreyan-

Rabu, 04 Juli 2012

Suporter Ideal


Dari twitter @DerRoteSturm terinspirasi dari backpacker rules kemudian tergelitik pikiran suporter yang baik itu yang bagaimana sih.. dan hasilnya berikut adalah #SuporterIdeal

1: Tidak memaksa mendampingi tim disetiap laga. Namun dari jauh hati dan darahnya masih bisa berdegup kencang dan berdesir.

2: Adalah yang mampu membuat sekelilingnya tidak merasa terancam saat di manapun dia berada.

3: Pantang mengklaim sebagai yang terbaik. Karena support bukanlah kompetisi, it's kind of a lifelong duty.

4: Adalah yang mampu berjalan secara terarah tapi tidak lantas gampang untuk diarahkan.

5: Adalah yang mampu tampil beda dan berubah sesuai zaman tanpa harus menggadaikan jati dirinya.

6: Adalah yang punya banyak teman tapi tidak sekalipun terjebak dalam suatu blok pertemanan.

7: Adalah yang berhasil meneror lawan tanpa kata-kata kasar apalagi melakukan kontak fisik.

8: Adalah yang mampu membuat skuad tetap merasa tersanjung ketika beberapa pihak "menghinakan" mereka.

9: Adalah yang perbuatanya tidak sekalipun berimbas negatif terhadap nama suporter dan klub pujaannya.

10.. teruskan sendiri versimu.. :)

Selasa, 03 Juli 2012

Langkah Kaki Sang Legenda




Balaikota, 9 Februari 2012
Tangan saya lumayan dingin, dan sedikit kaku, saya duduk tertegun di sebuah kursi, disana tak lebih dari 10 meter di depan saya berdiri sesosok laki-laki bertubuh tinggi dan kekar, bersandar di bagian depan bus, ia bersama beberapa orang terlihat tengah meununggu rekan-rekannya yang masih berada di dalam ruangan balaikota sembari sesekali menghisap batang filter yang terselip di antara jari-jarinya. Saya semakin membeku terhimpit dalam situasi yang terhubung dengan waktu, timing, kesempatan, keberanian, percaya diri, urgensi..... satu, dua, tiga, empat, lima detik berlalu dan.......

********************************************************
Minggu, 4 September 2011
Suasana stadion Gelora Bung Karno meski tidak penuh namun begitu hiruk pikuk, diseberang lapangan tampak kemeriahan warna merah berpadu hitam Milanisti Indonesia bermain flare dan bernyanyi chant-chant khas klub besar dari negeri pizza, AC Milan. Di malam yang jatuh beberapa hari setelah hari raya lebaran itu saya di rumah tengah santai di sebuah kursi menikmati acara sepakbola di televisi yang mempertemukan dua klub beranggotakan legenda dari masing-masing team yaitu AC Milan Glorie dan Indonesia Allstar Legend tersebut.
Malam itu awalnya mata saya hanya tertarik kepada satu sosok, pemain Indonesia nyentrik, dengan rambut berwarna, dan selalu tanpa decker alias pelindung kaki dari benturan. Sosok yang selalu membawa ingatan saya kembali ke masa kecil saya ketika melihatnya membela tim dari kota kami. Ia adalah idola bagi seluruh fans, tak terkecuali saya yang waktu itu baru beranjak dari usia belasan pun ikut tersihir olehnya. Kami semua tahu ia seorang bintang, satu dari segelintir pesepakbola tanah air yang sukses berkiprah di negeri orang, dan kala itu ia kembali ke Indonesia untuk "pulang" memperkuat tim kami. Hebat!
Maka dengan antusias malam itu saya menantikan aksi-nya melalui layar kaca dengan rasa penasaran karena entah sudah berapa lama saya absen menyaksikan aksinya dan berharap ia mampu tampilkan suguhan skill yang masih luar biasa. Namun sayang malam itu ia tak tampil prima, hampir pasti diselimuti rasa kecewa dan ogah menonton sisa babak kedua, saya mulai berpikir untuk mengganti acara saja sampai akhirnya munculah satu sosok yang menyita perhatian dari yang lainnya, saat terjadi pergantian kiper dari timnas legenda Indonesia. Sosok yang sebenarnya saya sudah tahu sebelumnya cuma tak pernah hiraukan saja itu justru malam itu tampil menggila, saya dibuat terpana, bayangkan dari beberapa serangan lawan hanya satu gol menembus jala gawangnya, plus satu aksi penyelamatan terbang yang akan diingat karena membuat seluruh pemirsa terkesima.. sosok yang satu ini keren juga.. dan tanpa saya sadar dan duga-duga ternyata waktu itu ia sudah jadi milik tim kota saya sejak beberapa bulan lalu tepatnya.. wah asik... tinggal tunggu kesempatan untuk jumpa dengannya.. legenda timnas Indonesia.

****************************************************************

Balaikota, jam 21 lewat..

.....langkah kaki saya bergetar, setelah bermusyawarah ala setan dan malaikat akhirnya saya putuskan untuk menghampirinya. Dengan menenteng sebuah buku dan spidol saya-pun menembus kerumunan.

"Bang boleh minta tanda tangannya bang?" tanya saya pura-pura pede.

Buku dan spidolpun beralih tangan..

"Wah, dilukis ya?" katanya singkat dan agak terheran melihat ada portrait dirinya yang terpampang ala kadarnya di buku saya tersebut.

"Yang besar ya bang, kasih nama sekalian" kata saya sambil menunjukkan dimana dia harus membubuhkan autograph-nya.

set..set..set.. selesai..
"Bagus juga ya.." katanya sambil menyerahkan kembali buku dan spidol kepada saya.

Saya tersenyum dan berusaha menyalaminya, hampir tangan saya tersulut rokok yang dipegangnya..

*******************************************************
Persik - Tour Magelang - PSS - PSIR - Persipasi - PSCS - Tur Semarang - PSS - PPSM - Tur Sleman - Persepar - PPS...... Emosi saya mendadak menaik tinggi seperti naik rollercoaster, beberapa detik lalu, saya masih ngetweet beberapa kata penyemangat untuk skuad Persis Solo yang akan berlaga sore nanti di piala Indonesia, dengan harapan mendalam akan keutuhan tim dapat terjaga di tengah badai cobaan, namun selang beberapa detik kemudian jauh dari harapan ternyata kenyataan malah berbalik seratusdelapanpuluh derajat tatkala membaca berita kepergian dua punggawa tim, dan salah satunya ternyata menimpa sosok yang saya selama ini selalu berpikir tolong-jangan-dulu pergi..
********************************************************


Di dalam klub sepakbola tidak ada yang abadi, ofisial, pemain bahkan fans pun bisa memutuskan kapan mereka terus mengabdi dan kapan mereka jenuh, resah, lelah, kecewa dan pergi, dengan alasan yang tentu sangat beragam variasi, bukan karena semata tidak loyal tak juga karena mereka tega ingkar janji. Sebagian dari mereka akan datang kembali, selebihnya berlalu menemukan jalan sendiri-sendiri.

Bagi saya keberadaan sang legenda disini sangat memberi arti, dan bagi klub kami berhasil mendatangkannya seakan memberi bukti sinyal kebangkitan tim yang beberapa tahun ini selalu betah bersimpuh di beranda degradasi. Sayang kecerobohan pengurus klub jualah yang kemudian membuatnya menepi, berlarut dan akhirnya hilang di seperempat ujung kompetisi.

Lalu kemana kiranya langkah kaki sang legenda selanjutnya..
Setelah ia memutuskan untuk tak lagi ada, suara sorak-sorai riuh-rendah di stadion kami masih akan terus bergema di setiap laga, sampai nanti saatnya.. mungkin saja, saat kami ditakdirkan untuk kembali berjumpa. Entah saat ia kembali sebagai "keluarga" yang patut dibela atau kembali sebagai lawan yang harus dicerca..


Solo, 15 Mei 2012

- Niko Andreyan -

Senin, 02 Juli 2012

A Little Note From A Long Journey

"Abang mundur dari Persis, karena kita tidak dihargai sebagai insan bola"

Mata saya sedikit berkaca, dada saya yang semenit lalu masih membuncah mulai terasa sesak, masih dengan tangan gemetar sedikit tersendat keypad HP saya geser ke atas..

"Saya pemain yang punya prinsip mas. Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terutama pada Pasoepati"

Tak terasa titik air kemudian muncul di antara sela mata saya sesaat setelah membaca kabar pengunduran diri Om Hermansyah dan Mas Shandy di timeline @Pasoepati tersebut. saya terpaku, tersedu, sendu, dan nyaris tak percaya harus sudah kehilangan dua pahlawan kami itu saat kompetisi masih berjalan.

Ya Tuhan, Akhirnya yang kami khawatirkan terjadi juga, namun tanpa kami duga hal itu datang sedikit lebih cepat dan kurang tepat saat dari kami semua disini masih berusaha perjuangkan untuk yang terbaik bagi tim berikut awak di dalamnya.

Persis kami kembali menoreh luka,
kami bertanya, kami berteriak kenapa,
kami terus mencari jawab akan apa yang telah kami terima

Ada sebuah ketidakadilan dan pengingkaran dari sebuah janji..
Yang kemudian merenggut setiap tawa dan mimpi-mimpi indah kami..
Kami tersakiti.. dibuat patah hati.. tapi kami juga mengerti.. bahwa inilah yang harus terjadi..

Kawan.. Pasoepati...

ketika awan mendung kelabu telah menggantung di ujung langit,
kita boleh berharap agar tak sampai turun hujan.. namun bila kenyataan tetap berkata demikian,
kitapun sejatinya masih bisa berharap akan ada sebuah pelangi yang melengkung indah setelahnya.

Ya, kita memang harus terus berharap dan menjaga harapan itu terus tetap menyala kawan.. karena harapan itulah yang menjadi perisai untuk loyalitas, cinta dan kebanggaan kita Pasoepati kepada klub kita Persis solo agar tidak mudah pudar dan terkoyak. 

Kita harus menjaganya sebagai pengawal langkah-langkah kita dimasa-masa sulit seperti ini. Semestinya kita harus tetap berdiri, meski kita harus dipaksa jatuh-bangun-jatuh-bangun dan tertatih, mari terus mencoba berjalan, bergandengan tangan dan bila perlu saling berangkulan.. saling menguatkan.. berjalan berdampingan dan tak biarkan satu orangpun tertinggal.. melangkah.. bersama.. menuju satu titik.. dimana setiap keluh, kesah, keringat, air mata dan semua pengorbanan menjadi sesuatu yang berarti... sebuah titik terang bernama kejayaan. Ya. Kawan kita pasti sampai disana! 

Farewell to you our fallen heroes,

tak ada pengabdian yang sia-sia, nama kalian akan tetap terukir di sepanjang dinding perjalanan sejarah klub kami..


Yes it's kinda hard to face the truth....but the journey must go on...

-niko andreyan-

Mei 2012

Minggu, 01 Juli 2012

#pressthelegendbutton


 
"Persis Solo ayo Persis Solo... Persis Solo ayo berusaha.. sampai kapan kami menunggu kawan.. lihat kamu raih poin tiga.."

Sore itu tepat didepan pintu utama stadion Manahan nyanyian koor teman-teman Pasoepati terdengar mengalir sendu mengiringi kepulangan punggawa Persis usai hanya bermain imbang 0-0 melawan gresik united. Dipertandingan yang tak boleh disaksikan langsung tersebut, ribuan Pasoepati tetap datang dan bernyanyi memberikan dukungan dari luar stadion. Jika kita masih ingat sore itu adalah sore yang melelahkan ketika kita dihadapkan pada performa Persis yang tak kunjung membaik, jangankan meraih kemenangan, mencetak gol saja susah, iya kita maklum karena memang nyaris tak ada pemain bintang di tim kita kala itu, dan di akhir musim kita harus rela melihat tim kebanggaan kita terendam di peringkat akhir. Tapi satu yang paling diingat, dukungan kita tak pernah berhenti bahkan sampai di akhir laga..... tandang.

Musim-musim berlalu Persis mulai benahi diri, digandeng merger dengan solo fc tim ini mulai menyusun tim yang padu untuk  mengarungi musim baru, nama-nama ternama mulai direkrut berdatangan guna perkuat tim kota bengawan, dari jajaran pelatih dan pemain tim inipun terlihat mentereng, bahkan lebih mentereng bila disejajarkan dengan skuad tim lawan peserta. Persis Solo menggila, dalam laga ujicoba berhasil gilas 1-0 tim level 1 LPI Persiraja, hanya kalah tipis 2-3 dari pemuncak klasemen ISL sementara Sriwijaya, tren positif kembali berlanjut di 2 awal laga, menang kandang menang tandang lambungkan asa laskar Sambernyawa, itupun masih tanpa 2 pemain asing siapa coba yang tak jumawa, dalam euforia dan optimisme dibalut harapan Pasoepati yang luar biasa Persis Solo berderap maju dengan detak dentuman langkah yang membahana.. sampai akhirnya....

Entah apa yang terjadi dengan tim Persis asal kota berseri waktu-waktu ini, dengan materi pemain bagus yang kita miliki, dengan tim pelatih yang mumpuni, dengan dukungan luar biasa dari suporter kandang tandang tiada henti, harusnya persis solo layak untuk berprestasi, harusnya kita bisa bersaing juara musim ini, tapi justru yang terjadi, persis solo dirundung masalah kembali, apalagi kalau bukan masalah bonus masalah gaji, itu lagi itu lagi bagai penyakit kambuhan yang sering datang dan pergi, sungguh ironis sungguh menyesakkan hati, saat harapan sudah dijunjung tinggi-tinggi, manajemen-konsorsium kerja setengah hati, buyarkan semua mimpi, patahkan semangat di tim ini, persis terkapar lagi, terjatuh lagi, kenapa semua harus terjadi.. saat kompetisi memasuki masa-masa dimana harusnya harmonisasi dan semangat tim tetap dijaga tinggi-tinggi..

Arrghh pantang bersedih pantang menangis, benahi masalah dan berdiri tegak Persis, ayo bangkit bersatu kembali dan optimis, peluang boleh menipis, tapi jelas kita belum, belum, sangat belum habis.


Seperti gambar diatas.. ayo bung Kesit, bang Junaedi, om Hermansyah.. bersama seluruh pemain persis dan Pasoepati satukan tangan dan bertekad kuat membangkitkan kembali sang legenda ke tahta aslinya... Optimis - optimis are we ready??  don't say yet don't say no... come on let's #pressthelegendbutton! - niko andreyan

Ditulis pada Mei 2012
foto: Sambernyawa.com

Minggu, 24 Juni 2012

Coach Hermansyah

Ini dia kiper legenda timnas Indonesia yang mengisi jajaran pelatih tim Persis Solo musim 2011-2012

Sore itu saya mendapat kesempatan untuk menonton latihan Laskar Sambernyawa dari jarak dekat, tak lupa saya abadikan beberapa moment berharga itu..










Dan ini karikatur sederhana dirinya yang mengenakan kaos edisi 12 tahun Pasoepati...



Kamis, 21 Juni 2012

Berkaca Pada Diri Kita

Hari itu suasana stadion sangat megah....
warna merah kumpulan manusia begitu terlihat padat memenuhi tribun stadion..

Tak sampai disitu.. 4 tribun yang sedianya tergelar terpisahpun seolah sanggup melakukan peran masing-masing tanpa harus bersinggungan satu sama lain...

Sadarkah kita dalam megah dan kompaknya sajian orkestra sepakbola tersebut, sang pemeran utama Pasoepati itu sendiri, ternyata terdiri dari bermacam-macam karakter.
Datang dari berbagai penjuru selatan, utara, timur, dan barat.
Ada yang kalem, ada yang keras.
Ada yang sudah matang, ada yang masih junior.

Tapi dari semua perbedaan itu lihatlah saat kita semua berada di dalam stadion..

Adakah perpecahan cuma karena penonton di tribun lain tak melakukan seperti apa yang kita lakukan..

Kalaupun sempat ada sedikit insiden tak pernah kita perpanjang masalah karena kita selalu tahu ada hal yang lebih utama yaitu mendukung klub kebanggaan kita.. satu Pasoepati satu.. menjadi slogan yang selalu tertanam dalam hati.. bahwasanya  watak dan karakter setiap Pasoepati memang berbeda.. namun ada satu akar yang selalu mampu menyatukan kita.. yang menyadarkan kita bahwa kita semua sama.. berdarah dan berjiwa satu Pasoepati..

-----------------------------------------------------------------------------------

9 Februari 2000 - 9 Februari 2012

Selamat ulang tahun ke-12 badai merahku
Marilah kita tunjukkan apa yang terjadi dalam diri kita juga bisa terjadi di Indonesia..

 




Layaknya satu Indonesia satu,
maka biarkanlah sang merah putih menjadi tujuan,
perdamaian menjadi dirijen,
dan rasa persaudaraan jadi pengikat erat kebersamaan.
Pasoepati berikanlah kado terindah untuk dirimu sendiri sebagai suporter cinta damai.

Masa depan api persatuan seluruh suporter sepakbola Indonesia yang tak lagi terkotak-kotak itu ada.. dan dari Solo, Pasoepati siap menjadi penyulut api pertama yang terus akan menjalar ke seantero negeri.

Tidak mudah memang tapi bukanlah suatu yang mustahil..


Dan nanti ketika rasa putus asa dan keraguan itu kembali muncul, harapan akan selalu ada..

jika kita menengok dalam diri kita, menengok pada Pasoepati!!



Ditulis pada:
13 Juli 2010.. diselesaikan pada 4-11-2011 untuk ulang tahun Pasoepati.

Menjadi Pasoepati Sebenarnya

Pasoepati bukanlah suporter kacangan yng dibentuk secara instan dan tanpa tujuan... bahkan kalau kita sempat membaca sejarah berdirinya Pasoepati... kita pasti tahu bahwa pembentukkan suporter ini melalui proses yang serius dan tidak main-main.

Dihadiri perwakilan dari masing-masing daerah plus harus melewati musyawarah dan diskusi yang sangat matang hingga akhirnya tercetuslah sebuah nama...... Pasoepati.

Tahun-tahun setelahnya, nama Pasoepati langsung melejit dan terkenal di seantero nusantara.. tentu saja dengan hal-hal positif yang selalu dibuatnya...

Tapi sungguh ironis memang bila melihat apa yang terjadi di tubuh suporter ini di tahun-tahun sekarang.. Maraknya slogan anti suporter lain masih begitu mudah dijumpai di segala penjuru.. dan yang lebih memprihatinkan virus negatif ini telah menjangkiti semua lapisan dari yang sudah matang sampai anak-anak kecil..
Di dunia nyata atau maya, baik secara lisan atau tertulis, banyak oknum mengatasnamakan Pasoepati dengan seenak udelnya mencantumkan kalimat "anti suporter lain" di belakang nama besar Pasoepati itu sendiri... 

Yang sebenarnya entah tidak jelas atas persetujuan dan kesepakatan siapa dengan siapa....



Mari merenung sejenak..

Andai sebuah pertanyaan : "idealkah bila Pasoepati anti suporter lain?" ditujukan kepada orang yang tepat dan mewakili nama Pasoepati, seperti para pendiri Pasoepati, presiden Pasoepati, para tokoh Pasoepati, jajaran pengurus bahkan kepada para pemain Persis Solo..

Apakah mereka setuju bila ada yang terus menebar kebencian terhadap suporter lain walaupun kiranya mungkin mereka pernah menyakiti sebagian dari kita??

Tentu jawabannya tidak!!!

Jadi sebenarnya siapakah yang selama ini menyuruh kita berteriak lantang anti suporter lain??

Kalau tokoh-tokoh yang berhak menjawab diatas mengatakan TIDAK!

Tak usah jauh-jauh..
mari melihat diri kita sendiri, kalau diantara kita pernah melakukannya... atas dasar apa...

Sehingga ikut andil menjadi para provokator pembangkang sejarah

Andai setiap jiwa Pasoepati tidak menjadi egois, dan menyadari bahwa adakalanya Pasoepati itu kita, bukan melulu aku, aku, aku dan aku....



Ditulis pada 10 November 2011

sebuah perenungan diri sendiri-niko a. (Once Pasoepati Always Red Pasoepati)

dikirim ke artikel pembaca Pasoepati.net dan tidak dimuat  :)

Selasa, 19 Juni 2012

Tour Away - Misi Harumkan Kota Solo Lewat Pasoepati




Mendukung perjuangan klub lokal solo saat berlaga di kandang lawan memang memiliki berbagai manfaat, selain tujuan utama yaitu membangkitkan semangat juang para pemain pujaan saat berlaga tandang, ada satu lagi manfaat yang saat ini terlihat seperti kurang diperhatikan oleh sebagian besar kawan Pasoepati, yaitu misi mengharumkan nama kota Solo kepada kota-kota yang dilalui rombongan badai merah Pasoepati saat tur tandang terutama tur jarak dekat yang biasanya sampai diikuti ribuan orang seperti tur daerah Semarang-Jogjakarta.

Dalam kurun waktu satu setengah tahun ini saja sebenarnya Pasoepati punya banyak kesempatan ketika berkali-kali melawat ke Semarang serta satu tur maguwo dan magelang baik mendukung Persis atau Solo FC. Namun kenyataannya dari hampir semua tur yang saya ikuti tersebut, saya merasa kurang puas, iya jadi yang saya dapat cuma hal utama yaitu mendukung tim, misi lain membawa nama baik Solo tidak terlihat, bahkan misi silaturahmi dengan suporter lain malah sempat terganggu, catatan: saat di Semarang (Persis) kontra suporter kudus, di Magelang (Persis) kontra Simolodro, Sleman (Solo FC) kontra royal guard, dan Semarang (Solo FC) kontra bonek. Memang semua itu bukan sepenuhnya salah Pasoepati, namun jika mau berlapang dada, sebenarnya hal itu tetap harus jadi bahan introspeksi diri bagi Pasoepati, bahwa kini yang tersisa dari kita tinggal loyalitas tanpa dibarengi dengan kuantitas dan kualitas dari kreativitas yang dulu selalu melekat di diri Pasoepati. Kita masih beruntung terselamatkan oleh dua tur besar ke jatim, Surabaya dan Bojonegoro yang berjalan sukses, namun tetap saja kreativitas di dua tur tersebut masih terlihat minim.




Saya pribadi selama ini hanya bisa mendengar indahnya tur Pasoepati jaman dulu Surabaya-Jogja dengan segudang kreativitas yang kemudian juga melambungkan nama kota Solo, namun sayangnya semua itu terjadi saat saya masih kecil, kini setelah dewasa saya kecewa karena tur yang saya ikuti tak seindah cerita masa lalu tersebut, saya rindu kreativitas Pasoepati apapun walau hanya sekedar melambaikan tangan-syal kepada orang-orang yang rela berada di depan rumah mereka demi melihat rombongan badai merah lewat. Yang pasti dari situ keyakinan saya mengatakan gaung kreativitas Pasoepati itu belum sepenuhnya terlupakan orang, yang saya harap kemudian dari diri saya dan kawan lain sebagai Pasoepati adalah menjaga gaung positif masa lalu untuk kembali menyala dan kembali dirasakan oleh siapapun yang dilewatinya.. Karena Pasoepati bukan sekedar suporter bola, tapi lebih dari itu Pasoepati merupakan cerminan kota Solo yang terkenal ramah, sopan dan mendamaikan. Sekian.


Ditulis pada Jum'at, 4 November 2011

(Niko. A)

Senin, 18 Juni 2012

Menikmati Sepakbola, Menikmati Hidup!

Teman semasa SMA saya yang satu ini sekarang sedang mecuri perhatian teman-temannya yang lain karena kelihaiannya menikmati hidup, walau sebenarnya nasib yang dijalaninya mau tak mau harus tidak senormal atau selayaknya temannya yang lain yang bisa menikmati bangku kuliah selepas SMA, namun justru ketidak biasaannya yang mengharuskan ia bekerja keras hingga berpindah-pindah tempat itulah yang kemudian membuatnya menjadi orang yang kisah perjalanan hidupnya paling layak untuk diceritakan dan dikenang daripada teman lain.

Nasib Persis Solo yang tidak senormal tim lain memang menjadi sebuah polemik di kalangan pendukung setianya, Pasoepati. Awalnya memang semua berjalan mulus, kelihaian Pasoepati menikmati sepakbola meski klub kesayangannya dalam keaadaan "tidak normal" dengan keputusan tetap mendampingi klubnya dalam suasana terburuk tahun lalu bahkan sempat menghadirkan award sebagai supporter of the year.

Begitu pula ketika pembukaan LPI, bagaimana waktu itu warga Solo dan Pasoepati gegap gempita memadati stadion manahan yang mungkin bagi sebagian kalangan dianggap tabu mendukung tim atau liga yang baru saja terbentuk, tapi nyatanya hal itu tidak berlaku bagi Pasoepati, dan bahkan secara langsung atau tidak kemudian mendapat sanjungan berbagai pihak atas sekali lagi kelihaian Pasoepati dalam menyikapi suguhan menarik sepakbola.


Namun entah mengapa belakangan waktu ini Pasoepati seakan kehilangan rasa. Nasib Persis yang tak kunjung membaik ditambah redupnya prestasi Solo FC membuat sebagian besar Pasoepati kehilangan selera menikmati hidangan sepakbola klub kebanggannya sendiri. Tak seperti waktu lalu yang masih terlihat lihai dalam meyikapi sebuah pertunjukkan sepakbola hingga menuai berbagai pujian, kini Pasoepati mulai terlihat kendur. Puncaknya adalah ketika pertandingan-pertandingan akhir Persis dan Solo FC di kandang sendiri yang tidak mencerminkan merah Pasoepati yang sesungguhnya.

Memang tidak semua Pasoepati berubah, dan bila saja semua masih percaya bahwa ditangan Pasoepati kondisi seburuk apapun bisa terlihat menjadi sesuatu pertunjukkan yang menarik, tentu pada akhirnya semua akan menjadi perjalanan yang luar biasa.

Sebenarnya tidak ada masalah dengan nasib yang membawa kita ketempat dimana sekarang diri kita berpijak, yang menjadi masalah adalah seberapa "lihai" kita mampu menjalani dan menangani hal itu sehingga kemudian membuat hal apapun di sekitar kita menjadi menarik untuk diri sendiri dan terlihat keren dimata orang lain.

Omong-omong.. sekarang kawan saya berhasil me "normal" kan nasibnya seperti layaknya teman-temannya yang lain, tahun ini ia mendaftar kuliah di suatu universitas di Jakarta, tapi jangan samakan  dengan teman-teman lainnya yang lebih dulu menikmati kenormalan hidup.. kejeliannya dan ketidakputus-asaanya selama berjalan di luar dunia normal membuahkan pengalaman berharga yang bisa jadi adalah modal kuat baginya untuk menjalani ketatnya dunia perkuliahan.

Bagaimana dengan kawan Pasoepati semua...
Haruskah "menyerah" pada ketidaknormalan nasib Persis ataupun Solo FC, dan berdiam diri sambil menunggu bala bantuan yang entah kapan akan datang.. atau kembali menjadi Pasoepati yang dikenal lihai menikmati indahnya sepakbola.. apapun.. kapanpun.... dimanapun...


Ditulis pada 4 Juni 2011

Dimuat di artikel pembaca Pasoepati.net

Minggu, 17 Juni 2012

Berdamai Dengan Masa Depan


Kawan...
Saya sebagai Pasoepati "baru", begitu merasa beruntung ketika bisa menginjakkan kaki di tanah mahesa jenar tiga kali dengan lancar tanpa ada perasaan was-was, dalam rangkaian tur pasoepati satu tahun lalu.

Hari-hari itu saya begitu beruntung sekali, sebab siapa yang bisa menyangka kota yang dulu pernah saling serang itu kini begitu nyaman dan aman untuk dikunjungi, bahkan kenyataannya dalam tiga kesempatan tur itu, kawan-kawan pasoepati juga disambut hangat oleh warga dan suporter semarang.


Tour Semarang Play-off divisi utama 2010

Percayalah, dalam masa-masa itu, saya banyak sekali memikirkan tentang jasa-jasa Pasoepati "senior", yang dengan luar biasa berbesar hati dan bekerja ekstra keras demi terciptanya perdamaian Solo-Semarang, hingga akhirnya ikrar perdamaian itu terwujud. Saya begitu bersyukur dan berterimakasih sebab dari mereka-merekalah saya bisa menikmati buah dari perdamaian tersebut, dan pastinya saya berharap akan berlanujut ke generasi Pasoepati selanjutnya..

Damai Solo Surabaya

Bonek adalah saudara, terlepas dari kejadian-kejadian negatif antara Bonek-Pasoepati selama kurang lebih empat tahun ini, sekiranya ada kesempatan emas untuk membuat keadaan menjadi kondusif, kenapa tidak kita tindak lanjuti.

Berdamai tidaklah harus menhitung untung rugi... karena pasti hal semacam itu akan tercapai dengan sendirinya.


 
Pasoepati: "we come peacefully"

Mari berkaca pada kisah damai Solo-Semarang,
kalau dulu final liga Indonesia  menjadi alas untuk pengikraran damai Solo-Semarang, tak ada salahnya jika kini giliran Liga Primer Indonesia yang akan menjadi saksi pengikatan kembali tali persaudaraan Bonek-Pasoepati

Sudah seharusnya Pasoepati berpikir luas dan positif, perdamaian sejati harus dilandasi rasa menerima dan memaafkan yang murni siapa yang bisa menyangka ijin dari Pasoepati terhadap suporter Semarang untuk berdondong ke Manahan saat final liga Indonesia beberapa tahun lalu akhirnya berbalas dengan ijin dari warga Semarang untuk Pasoepati ke jatidiri dan citarum satu tahun lalu.

Demikian juga saya yakin berlaku untuk Bonek, jika hari-hari ini kita begitu welcome kepada Bonek untuk sekedar lewat atau bahkan berkunjung Mei nanti. Pastilah suatu saat kita temui timbal balik yang tak kalah luar biasa.

Akhir kata mari berdamai dengan tulus dan ikhlas, kalau tahun lalu kita begitu nyaman dijamu warga Semarang, Siapa tahu suatu hari nanti, kawan-kawan Pasoepati bisa kembali menjejakkan kaki di Tambaksari, atau bahkan menjadi suporter tamu yang bisa memerahkan gelora Bung Tomo, stadion megah kebanggaan saudara lama kita, Bonek mania.

Ayo berdamai... untuk semua Pasoepati, untuk masa depan!



Ditulis pada 24 Maret 2011 -Niko Andreyan-

Juga dimuat di artikel pembaca Pasoepati.net

Jumat, 15 Juni 2012

Merah Pasoepati Anak Gunung Merapi

Beberapa bulan yang lalu keluarga kami bepergian melihat kondisi alam merapi pasca erupsi, dan ternyata bukan cerita perjalanan disana yang terlihat menarik bagi saya, tapi ada satu hal lain yang menggelitik, membuat saya cukup terkejut dan ada secuil rasa bangga yang membuncah.

Ceritanya waktu itu kami sedang berziarah ke makam mbah Marijan, ketika sampai disana, nampaklah dua anak kecil yang berjualan foto dan buku di depan area makam yang luasnya tak seberapa tersebut, nah setelah mendekat kemudian pertanyaan iseng terlontar dari mulut saya kepada anak itu yang kurang lebih berbunyi seperti ini

"Kowe iki Slemania, Paserbumi opo Brajamusti?"

Disitu tampak tiga pilihan suporter saya tawarkan padanya karena jelas khawasan merapi tentu lebih erat kaitannya dengan wilayah Jogja daripada Solo. Namun ternyata hal keren terjadi tatkala secara tak terduga si anak kecil tadi malah memilih jawaban lain dari 3 kelompok suporter yang saya tawarkan tadi.

"Pasoepati no"

Jawab dia dengan mantap yang bila dalam bahasa jawa "no" itu merupakan kata imbuhan yang berarti memberi tekanan pada kata sebelumnya. Jawaban dari anak kecil yang saya yakin bukan karena sebelumnya ia tahu kami dari Solo, karena saat itu parkir mobil cukup jauh dari pemakaman dan tak ada atribut Pasoepati yang menempel. Aha Pasoepati, begitu beruntung sekali kau ini punya peminat yang sangat luas.



Moral cerita: Jika anak kecil merapi saja dengan bangga memilih Pasoepati sebagai jati dirinya... bagaimana dengan orang Solo asli yang ngakunya Pasoepati tapi masih sering pakai atribut suporter lain saat di Manahan.. nah lo... kalau orang luar Solo aja bangga kenapa kita tidak....


Niko Andreyan @ Februari 2011

Kamis, 14 Juni 2012

Everybody Hurts R.E.M. - Tears On The Night of AFF Final


Artist: R.E.M.
Album: Automatic For The People
Year: 1992
Title: Everybody Hurts 

(Berry/Buck/Mills/Stipe)

When the day is long and the night, the night is yours alone,
When you're sure you've had enough of this life, well hang on
Don't let yourself go, everybody cries and everybody hurts sometimes

Sometimes everything is wrong. Now it's time to sing along
When your day is night alone, (hold on, hold on)
If you feel like letting go, (hold on)
When you think you've had too much of this life, well hang on

'Cause everybody hurts. Take comfort in your friends
Everybody hurts. Don't throw your hand. Oh, no. Don't throw your hand
If you feel like you're alone, no, no, no, you are not alone

If you're on your own in this life, the days and nights are long,
When you think you've had too much of this life to hang on

Well, everybody hurts sometimes,
Everybody cries. And everybody hurts sometimes
And everybody hurts sometimes. So, hold on, hold on
Hold on, hold on, hold on, hold on, hold on, hold on
Everybody hurts. You are not alone

***********************************************************

kenapa... memang ada yang salah???
bukankah semua hal berjalan seperti biasa
kita melenggang mulus.. dan terhenti di partai puncak..
sama kan dengan yang sudah-sudah..
ah.. sepertinya hal ini memang sudah terlalu biasa..
hal ini tu ya.. sudah "sangat kita" sekali...
jadi kenapa?? tak ada yang perlu disesali
toh kita sudah mengalaminya berkali-kali sebelumnya...
jadi kalo nambah satu lagi..... ya sudahlah...

JAS MERAH!!! JANGAN PERNAH SEKALI-KALI MELUPAKAN SEJARAH!!!!
ingatkah kalian dengan kalimat ini..?
ucapan sang pendiri bangsa yang "selalu saja" menjadi kenyataan....
sungguh sangat kebetulan ketika ternyata namanya sama dengan tempat dimana sang garuda berlaga..

jangan pernah takut untuk mencoba terbang kembali garuda... meski kau berkali-kali terseok di tempat dan lubang yang sama...
bukan karena kau bodoh.. sebab memang kau tak mampu.. selalu tak mampu... belajarlah... lagi...
jika saatnya nanti...
mata merah hari ini karena melihatmu terluka, esok hari buatlah ia jadi "MATA MERAH!!! MARI KITA LUPAKAN SEJARAH!!!" untuk membuat sejarah baru
maka jangan takut... selama garuda di dada mu masih menoleh ke kanan.. dan bukannya menunduk lesu.... 
yakinlah semua masih sangat bangga.. untuk disampingmu... untuk menantimu... terbang, mengepakkan sayapmu menyelimuti dunia!!!


foto: solopos.com

Rabu, 13 Juni 2012

Tour de Citarum; Final Piala Suratin Divisi Jateng


Hari ini, saya bertekad ikut berangkat bersama teman-teman pasoepati ke kota semarang. dalam rangka tour resmi pasoepati untuk mendukung perjuangan laskar samber nyawa junior menghadapi tuan rumah psis jr di stadion citarum dalam laga final piala suratin divisi jawa tengah..

tepat pukul 9 pagi saya sudah beranjak dari rumah..dengan tekad bulat dan perasaan luar biasa semangat..tentu saja...karena ini merupakan keikutsertaan saya yang pertama kali dalam tour pasoepati....
sampai di kawasan stadion manahan bagian selatan..saya langsung melihat sekelompok manusia berbaju merah berkumpul di luar pintu masuk area manahan... langsung saja saya bergabung...meski dengan malu-malu...setelah bertanya sedikit..sayapun langsung duduk diantara mereka sambil menunggu teman-teman lain yang belum datang...

sekitar 45 menit kemudian rombongan telah siap...akhirnya setelah briefing singkat dari wapres pasoepati sekitar 75 motor dan beberapa mobil pribadi yang mengangkut sekitar 200 pasoepati pun berangkat beriringan menuju kota atlas dengan khawalan dari mobil patwal polisi....
sepanjang perjalanan solo-semarang ratusan motor berbaju merah pasoepati terus melaju...dengan sesekali diiringi suara rentetan klakson.....suasana begitu meriah....saya yang baru pertama kali merasakan suasana inipun merasa senang dan asyik...meski berangkat sendirian dan tak ada teman..tapi saya benar-benar menikmati acara ini....
beberapa kali teman-teman pasoepati menyalakan klakson motor dan membentangkan syal saat motor melaju lambat di keramaian atau saat menerobos lampu lalu lintas.....tentu saja peristiwa ini kemudian menarik perhatian orang-orang yang kebetulan berada di pinggir jalan....

iring-iringan meriah itupun akhirnya terhenti sejenak di perbatasan kota semarang tatkala hujan mulai turun.... ratusan pasoepati-pun sejenak berteduh di pinggiran toko sembari menunggu hujan reda... dalam rintik hujan tak lama berselang datanglah 2 orang suporter semarang panser biru yang berniat menjemput rombongan pasoepati..... setelah hujan berhenti rombonganpun segera melanjutkan perjalanan... sekitar 30 menit menuju stadion citarum.... saat memasuki khawasan kota semarang.... suasana semakin meriah dengan sambutan beberapa warga semarang yang melambaikan tangan di beberapa ruas jalan.... sampai akhirnya sekitar pukul 2 siang konvoi pasoepati tiba di stadion citarum... stadion unik yang terletak di pinggiran sungai kecil...dan dikelilingi rumah penduduk dan pedagang-pedagang kaki lima.....
sampai disini sembari menunggu pertandingan dimulai teman-teman pasoepatipun melepas lelah...dengan bersantai di sekitar khawasan stadion ataupun mencari warung untuk makan....begitupun saya yang langsung mencari warung makan kecil-kecilan "hik" untuk mengganjal perut di waktu siang....

pukul 3 sore pertandingan dimulai...sebelumnya pasoepati sudah berkumpul di tribun samping....tanpa disertai sang dirijen....aksi pasoepati-pun terlihat kurang ganas....ditambah ternyata tak adanya satupun atraksi suporter tuan rumah yang membuat final terasa hambar....babak pertama usai ditutup dengan keunggulan psis jr 1-0 atas persis jr.....untungnya saat babak kedua dimulai...datanglah sang dirijen pasoepati sigit omponx yang membuat pasoepati menjadi bergairah.... lantunan lagu khas suporter solo itupun terdengar menggema tanpa henti hampir di sepanjang jalannya babak kedua.... sayang partai yang terlihat seperti dihelat di kota sendiri dengan hadirnya ratusan pasoepati tersebut tak banyak membantu perjuangan laskar sambernyawa junior yang akhirnya di hempaskan sang lawan 0-3.... persis jr pun harus puas duduk sebagai runner up..... namun berhak atas tiket lolos ke putaran nasional dan sebuah piala yang akhirnya jadi lampiasan lelah pasoepati yang ikut foto bersama para pemain di pinggir lapangan....

sekitar pukul 17.30 rombongan pasoepatipun bersiap untuk bertolak lagi ke solo.... diiringi lambaian dan nyayian selamat jalan suporter psis.... masih dengan khawalan mobil patwal, ratusan laskar pasoepati kembali berkendara beriringan dengan sopan kembali ke kota asal.......

bagi saya tour ini sangat menakjubkan....karena tentu saja merupakan yang pertama kalinya bagi saya berpredikat sebagai suporter tamu di kota orang, yang ternyata lebih mengasyikkan dibanding kala menjadi suporter tuan rumah...
semua begitu sempurna semua begitu mengesankan.... hanya saja ada 2 kekurangan yang mestinya tak boleh terulang lagi di keikutsertaan saya pada tour selanjutnya..... yaitu kekalahan persis solo dan kamera saku saya yang tiba-tiba mati dan tak bisa digunakan itu...........................................................

that was my first tour and I'm addicted to it instantly.




 



(foto dari berbagai sumber)

Popular Post Per Month