Page View

Rabu, 25 Juli 2012

Tentang Spanduk Persahabatan

Persahabatan antar suporter sebenarnya bukanlah hal yang ganjil di sepakbola, ada banyak contohnya diantara persahabatan (gamelagio) yang paling terkenal di dunia yaitu antara fans Inter dan Lazio di liga Italia.

Persahabatan suporter memiliki peran yang cukup vital untuk meredam bentrokan di sepakbola, terlebih untuk negara dimana penonton sepakbola didominasi para remaja dan masih sering menimbulkan korban seperti di Indonesia, persahabatan suporter menjadi suatu hal yang diidam-idamkan untuk meminimalisir bentrokan saat didalam maupun diluar pertandingan.

Ada banyak cara untuk menunjukkan dan memupuk jalinan persahabatan antar suporter, diantara cara-cara itu salah satunya adalah dengan spanduk persahabatan.

Spanduk persahabatan Bonek untuk Pasoepati tahun 2012


Musim ini berapa kali Pasoepati membuat spanduk persahabatan untuk suporter lain? dan berapa kali Pasoepati dibuatkan spanduk oleh suporter lain?


Spanduk persahabatan suporter, Sebenarnya gampang untuk dibuat tapi agak susah untuk dilakukan, apalagi untuk suporter yang merasa hubungannya sudah sangat dekat dan apalagi-maaf kalau sudah merasa besar, spanduk persahabatan seakan gengsi untuk dibuat.

Padahal adanya spanduk persahabatan yang biasanya terbentang saat jeda pertandingan ini bisa jadi akan selalu diingat kedua belah suporter, pun karena bentuknya yang mudah terdokumentasi, sewaktu kedua belah pihak suporter ada kesalahpahaman atau gesekan, spanduk persahabatan jelas bisa jadi tanda bahwa sejatinya mereka adalah bersahabat.

Dari sanalah kemudian terbersit ide bagaimana jika setiap suporter yang sedang tour away dibudayakan membawa spanduk persahabatan agar kemudian disimpan oleh suporter tuan rumah, begitu berlaku bergantian. Karena dari suporter yang "lebih muda" spanduk persahabatan menunjukan respect, sementara dari suporter yang "lebih berumur" tentu akan menjaga mereka agar tetap rendah hati..

Mungkin memang spanduk persahabatan ini hanyalah salah satu cara kecil menuju dan menjaga perdamaian, karena tentu setelahnya diperlukan peran ketulusan dan kedewasaan dari kedua belah pihak suporter, namun sebuah hal positif tidak pernah ada salahnya untuk coba dilakukan.

Satu langkah kecil pun akan berarti untuk mewujudkan perdamaian suporter.. jangan pernah malu untuk memproklamirkan diri sebagai suporter cinta damai, karena tidak ada rugi dari yang namanya bersahabat, pun tidak ada rivalitas yang tergadai karenanya.. lagipula bukankah salah satu ciri keindahan sepakbola adalah saat ia mampu menyambung hal yang berbeda-beda menjadi suatu jalinan yang harmonis?


Jadi ayo Pasoepati jangan ragu tunjukkan spanduk persahabatanmu.. pada siapapun.. Salam Damai suporter Indonesia!!




gagal dimuat di artikel pembaca Pasoepati.net

Senin, 16 Juli 2012

A Legend To Remember

 Bang Jun - A very proud father and his son captured holding the red scarf of Sambernyawa... epic!

When you're standing in the middle of battle field.. and things aren't going well as it used to be.. there are two choices available.. pulling your ass back off in the name of your own life principles and precious self-dignity leaving your team dying behind.. or stay thru fighting beyond the unclear condition in the name of faith, passion, spirit and dedication of something you love.. Bang Jun has made a heavy step by taking the second choice for us.. the club and the fans.. something big that finally gave him reward as a legend by the fans..

Now the legend has found his eternal rest.. like a forever flowing river in heaven.. Bang Jun you will be missed!



photo's taken from @jmarclyta

a short video photos portrait

Farewell Bang Jun

Kamis, 12 Juli 2012

Football Isn't Religion, It's Love


Sepakbola adalah cinta, bagaimana saya sudah berulang kali menyatakan jenuh, pusing, muak dengan segala hal tentang sepakbola yang seringkali menguras pikiran membikin emosi dan atau bahkan merapuhkan jiwa. Tapi dalam pernyataan saya itu tiada satupun yang bertahan lama. Sepakbola adalah cinta, mencoba melupakannya adalah hal yang sia-sia. Sepakbola adalah cinta, bukan agama, mau atau tidak, di belahan dunia manapun ada saja orang yang terpana oleh parasnya.. sebut saja perdana menteri terkemuka, pengusaha kaya, sampai rakyat jelata rela hamburkan uang demi mendapat kepuasan darinya.. sepakbola adalah cinta, ada yang mencintai karena materi, ada yang mencintai karena trofi tak sedikit yang mencintai karena takdirnya memang sudah begini.. siapa yang tak suka sepakbola.. bukan bermaksud menghina, maaf sebaiknya anda pergi periksa.. lelaki mana yang tak terkesima indahnya.. wanita mana yang tak tersihir nikmatnya.. anda pasti tidak suka karena belum mencoba.. kalaupun tetep tidak suka..  jangan-jangan ni.. jangan-jangan.. anda ini bukan pria.. bukan juga wanita... jadi anda ini sebenarnya......... hahahaha.. isi saja sesukanya... sepakbola adalah cinta.. bukan agama... kalau agama berbeda-beda tapi tetap saja beda.. kalau cinta berbeda-beda tapi rasanya sama... jadi sepakbola adalah cinta.. cinta yang gila... cinta yang membuatmu tersenyum saat kau melihatnya.. cinta yang juga membuatmu menangis saat ada yang salah dengan dirinya... sepakbola adalah cinta.. cinta yang  menghubungkan bukan cuma dua insan manusia.. tapi satu..dua..tiga.... heemmm.. seluruh umat manusia... sepakbola adalah cinta... mari bersenang-senang dengannya.. mari bercinta.. mari puaskan nafsu-nafsu kita... karena sepakbola adalah cinta.....

11-4-11----2-28-12-----6-12-12

Jumat, 06 Juli 2012

Disana.. Satu Tikungan Lagi!


Ferryanto berlari dengan selebrasi penuh emosi sebagai reaksi dari tembakannya yang meluncur deras dan sukses mendarat di pojok bawah gawang lawan sebelah kiri, dua ribuan lebih kaos merah yang belum lelah bereuforia sontak tambah bersorak gegap gempita menyambutnya.. sore itu tiga poin dramatis teraih dengan penuh suka cita.. seusai laga.. pemain dan ofisial dibawah turut larut bahagia.. "Pasoepati datang.. Persis Solo menang.. Pasoepati senang.." begitu mereka bersama-sama menyayikan lagu sambut indahnya kemenangan di partai tandang.. tak ayal sore itu diselimuti dingin rintik gerimis kota Magelang.. kami pulang, membawa sebuah awal baik untuk jalan yang terang..

*******************************************************

"Ferryanto berlari lagi, ia ke sisi lapangan usai menceploskan bola ke gawang lawan, beberapa pemain Persis Solo pun bergegas mengikuti di belakangnya... mereka menuju tepi lapangan.. Berselebrasi? Bukan! Mereka berlari kesana untuk bertemu baju biru yang tengah mengangkat bendera.. Offside? ehmm.. ya... menurut baju biru sih begitu walaupun dari tayangan video dan melihat gesture para pemain lawan (Persikab) sebelum-setelah gol tidak satupun menandakan Ferry telah terjebak offside...."

Hari itu seolah menjadi titik dimana kami dijatuhkan kembali ke bumi, sebelumnya harapan promosi masih kami jaga untuk tetap melayang tinggi-tinggi ditengah masalah yang datang menyapa silih berganti.. Namun apa daya akhirnya api harapan kami tersebut harus dipaksa padam jua, oleh jalan yang sulit diterima dan kenyataan yang menyesakkan dada.. sore itu kami berangsur meninggalkan stadion dengan hati penuh luka dan sebuah tanda tanya besar berputar terngiang di kepala.

Seperti saat kami kemudian harus tersisih pula di piala Indonesia, Coach BJ berkata tim kami bermain seperti sungai mengalir..
Yes coach.. we're forever flowing river.. kita adalah sungai yang terus mengalir.. tak peduli seberapa hebatnya batu yang menghadang.. kita akan tetap mencari celah demi meneruskan jalan nan lapang.. bila batu yang menghadang setebal karang.. kita tak patah arang malah terus berusaha kikis hingga sang karang pecah terbelah dan berlubang.

********************************************************

Ferryanto kembali berlari, sambil mencium badge di jersey langkah kakinya melesat menuju tribun, tepat di depan ribuan merah ia kemudian menyilangkan tangan sambil membungkuk tanda persembahan dan penghormatan.. akhirnya.. satu golnya kembali mampu membantu Persis menangi laga.. di akhir saga ratusan flares Pasoepati berbinar menjalar di seluruh area.. barat, selatan, timur dan utara terbungkus cahaya.. tribun manahan segera merekah merah bak api yang membara.. seluruh pemain pun ofisial tumpah ruah bergembira.. Bang Jun ikut berdendang ria.. Roca yang sampai telanjang dada.. berujar terimakasih luar biasa, Pasoepati terbaik di Indonesia katanya.. sampai jumpa di musim berikutnya..

Beautiful season kata beberapa teman Pasoepati.. musim yang indah bagi kami.. sempat ada rasa sakit yang menggigit, ada luka yang sengaja kembali dibuka, ada kekecewaan yang tak terbantahkan.. tapi karena cinta.. kami menolak untuk berlalu begitu saja.. seperti skuads kami yang berkomitmen setia saat badai masalah menerpa.. untuk itulah kami ada.. melupakan sejenak apa arti glory-glory.. sungguh kebersamaan ini terlalu berharga untuk dibiarkan pergi tanpa arti.. tak ada piala dalam genggam.. tak mengapa, saat ini jabat tangan dan rangkulan erat punya kesan yang lebih dalam..

Usai sudah satu musim penuh cerita.. ada bahagia, ada tawa, ada pula tetes air mata atas kesewenangan yang terhampar jelas didepan mata..

Kami memang gagal juara liga.. benar kami tidak juara.. bahkan kami hanya mampu finish di urutan ketiga, itupun dihitung dari bawah tangga klasifika.. Tapi siapa bilang kami akan berlarut duka dan merenggut kebanggaan dari dada mereka yang telah berusaha.. maka sore itu kami tetap berpesta.. bukan untuk siapa-siapa.. hanya untuk kami dan para pahlawan Sambernyawa.. untuk menghormati mereka yang telah teteskan peluh dan berjuang hingga akhir laga... sungguh hari itu mereka pantas mendapatkannya..

Tentang sebuah gelar yang tak kunjung datang terhantar.. kami masih bisa sabar.. dan kami yakin akan kejar.. kami akan kejar.. seperti semangat kami yang tak pernah berhenti berpijar.. dari sebuah euforia dan kesetiaan yang selalu terpapar.. bagi kami torehan gelar niscaya ibarat malam yang tinggal menanti datang fajar..

Tugu lima belas bintang.. Disanalah kebanggaan, semangat, cita cinta harapan dan segala mimpi-mimpi indah akan selalu kami sematkan dan tak lelah tuk pugar.. kejayaan yang terbentang megah dan takkan pernah pudar.

********************************************************

Terimakasih Persis Solo, selamat beristirahat dalam besarnya hatimu.. yakinlah esok kita songsong musim yang jauh lebih baik..

Kawan Pasoepati ambilah tempat untuk sejenak melepas rasa lelah... asal jangan menyerah.. yakinlah kita akan sampai kepada kejayaan.. disana.. tak seberapa jauh dari sini.. ya.. satu tikungan lagi!



Jum'at 8 Juni 2012 -Niko Andreyan-

Rabu, 04 Juli 2012

Suporter Ideal


Dari twitter @DerRoteSturm terinspirasi dari backpacker rules kemudian tergelitik pikiran suporter yang baik itu yang bagaimana sih.. dan hasilnya berikut adalah #SuporterIdeal

1: Tidak memaksa mendampingi tim disetiap laga. Namun dari jauh hati dan darahnya masih bisa berdegup kencang dan berdesir.

2: Adalah yang mampu membuat sekelilingnya tidak merasa terancam saat di manapun dia berada.

3: Pantang mengklaim sebagai yang terbaik. Karena support bukanlah kompetisi, it's kind of a lifelong duty.

4: Adalah yang mampu berjalan secara terarah tapi tidak lantas gampang untuk diarahkan.

5: Adalah yang mampu tampil beda dan berubah sesuai zaman tanpa harus menggadaikan jati dirinya.

6: Adalah yang punya banyak teman tapi tidak sekalipun terjebak dalam suatu blok pertemanan.

7: Adalah yang berhasil meneror lawan tanpa kata-kata kasar apalagi melakukan kontak fisik.

8: Adalah yang mampu membuat skuad tetap merasa tersanjung ketika beberapa pihak "menghinakan" mereka.

9: Adalah yang perbuatanya tidak sekalipun berimbas negatif terhadap nama suporter dan klub pujaannya.

10.. teruskan sendiri versimu.. :)

Selasa, 03 Juli 2012

Langkah Kaki Sang Legenda




Balaikota, 9 Februari 2012
Tangan saya lumayan dingin, dan sedikit kaku, saya duduk tertegun di sebuah kursi, disana tak lebih dari 10 meter di depan saya berdiri sesosok laki-laki bertubuh tinggi dan kekar, bersandar di bagian depan bus, ia bersama beberapa orang terlihat tengah meununggu rekan-rekannya yang masih berada di dalam ruangan balaikota sembari sesekali menghisap batang filter yang terselip di antara jari-jarinya. Saya semakin membeku terhimpit dalam situasi yang terhubung dengan waktu, timing, kesempatan, keberanian, percaya diri, urgensi..... satu, dua, tiga, empat, lima detik berlalu dan.......

********************************************************
Minggu, 4 September 2011
Suasana stadion Gelora Bung Karno meski tidak penuh namun begitu hiruk pikuk, diseberang lapangan tampak kemeriahan warna merah berpadu hitam Milanisti Indonesia bermain flare dan bernyanyi chant-chant khas klub besar dari negeri pizza, AC Milan. Di malam yang jatuh beberapa hari setelah hari raya lebaran itu saya di rumah tengah santai di sebuah kursi menikmati acara sepakbola di televisi yang mempertemukan dua klub beranggotakan legenda dari masing-masing team yaitu AC Milan Glorie dan Indonesia Allstar Legend tersebut.
Malam itu awalnya mata saya hanya tertarik kepada satu sosok, pemain Indonesia nyentrik, dengan rambut berwarna, dan selalu tanpa decker alias pelindung kaki dari benturan. Sosok yang selalu membawa ingatan saya kembali ke masa kecil saya ketika melihatnya membela tim dari kota kami. Ia adalah idola bagi seluruh fans, tak terkecuali saya yang waktu itu baru beranjak dari usia belasan pun ikut tersihir olehnya. Kami semua tahu ia seorang bintang, satu dari segelintir pesepakbola tanah air yang sukses berkiprah di negeri orang, dan kala itu ia kembali ke Indonesia untuk "pulang" memperkuat tim kami. Hebat!
Maka dengan antusias malam itu saya menantikan aksi-nya melalui layar kaca dengan rasa penasaran karena entah sudah berapa lama saya absen menyaksikan aksinya dan berharap ia mampu tampilkan suguhan skill yang masih luar biasa. Namun sayang malam itu ia tak tampil prima, hampir pasti diselimuti rasa kecewa dan ogah menonton sisa babak kedua, saya mulai berpikir untuk mengganti acara saja sampai akhirnya munculah satu sosok yang menyita perhatian dari yang lainnya, saat terjadi pergantian kiper dari timnas legenda Indonesia. Sosok yang sebenarnya saya sudah tahu sebelumnya cuma tak pernah hiraukan saja itu justru malam itu tampil menggila, saya dibuat terpana, bayangkan dari beberapa serangan lawan hanya satu gol menembus jala gawangnya, plus satu aksi penyelamatan terbang yang akan diingat karena membuat seluruh pemirsa terkesima.. sosok yang satu ini keren juga.. dan tanpa saya sadar dan duga-duga ternyata waktu itu ia sudah jadi milik tim kota saya sejak beberapa bulan lalu tepatnya.. wah asik... tinggal tunggu kesempatan untuk jumpa dengannya.. legenda timnas Indonesia.

****************************************************************

Balaikota, jam 21 lewat..

.....langkah kaki saya bergetar, setelah bermusyawarah ala setan dan malaikat akhirnya saya putuskan untuk menghampirinya. Dengan menenteng sebuah buku dan spidol saya-pun menembus kerumunan.

"Bang boleh minta tanda tangannya bang?" tanya saya pura-pura pede.

Buku dan spidolpun beralih tangan..

"Wah, dilukis ya?" katanya singkat dan agak terheran melihat ada portrait dirinya yang terpampang ala kadarnya di buku saya tersebut.

"Yang besar ya bang, kasih nama sekalian" kata saya sambil menunjukkan dimana dia harus membubuhkan autograph-nya.

set..set..set.. selesai..
"Bagus juga ya.." katanya sambil menyerahkan kembali buku dan spidol kepada saya.

Saya tersenyum dan berusaha menyalaminya, hampir tangan saya tersulut rokok yang dipegangnya..

*******************************************************
Persik - Tour Magelang - PSS - PSIR - Persipasi - PSCS - Tur Semarang - PSS - PPSM - Tur Sleman - Persepar - PPS...... Emosi saya mendadak menaik tinggi seperti naik rollercoaster, beberapa detik lalu, saya masih ngetweet beberapa kata penyemangat untuk skuad Persis Solo yang akan berlaga sore nanti di piala Indonesia, dengan harapan mendalam akan keutuhan tim dapat terjaga di tengah badai cobaan, namun selang beberapa detik kemudian jauh dari harapan ternyata kenyataan malah berbalik seratusdelapanpuluh derajat tatkala membaca berita kepergian dua punggawa tim, dan salah satunya ternyata menimpa sosok yang saya selama ini selalu berpikir tolong-jangan-dulu pergi..
********************************************************


Di dalam klub sepakbola tidak ada yang abadi, ofisial, pemain bahkan fans pun bisa memutuskan kapan mereka terus mengabdi dan kapan mereka jenuh, resah, lelah, kecewa dan pergi, dengan alasan yang tentu sangat beragam variasi, bukan karena semata tidak loyal tak juga karena mereka tega ingkar janji. Sebagian dari mereka akan datang kembali, selebihnya berlalu menemukan jalan sendiri-sendiri.

Bagi saya keberadaan sang legenda disini sangat memberi arti, dan bagi klub kami berhasil mendatangkannya seakan memberi bukti sinyal kebangkitan tim yang beberapa tahun ini selalu betah bersimpuh di beranda degradasi. Sayang kecerobohan pengurus klub jualah yang kemudian membuatnya menepi, berlarut dan akhirnya hilang di seperempat ujung kompetisi.

Lalu kemana kiranya langkah kaki sang legenda selanjutnya..
Setelah ia memutuskan untuk tak lagi ada, suara sorak-sorai riuh-rendah di stadion kami masih akan terus bergema di setiap laga, sampai nanti saatnya.. mungkin saja, saat kami ditakdirkan untuk kembali berjumpa. Entah saat ia kembali sebagai "keluarga" yang patut dibela atau kembali sebagai lawan yang harus dicerca..


Solo, 15 Mei 2012

- Niko Andreyan -

Senin, 02 Juli 2012

A Little Note From A Long Journey

"Abang mundur dari Persis, karena kita tidak dihargai sebagai insan bola"

Mata saya sedikit berkaca, dada saya yang semenit lalu masih membuncah mulai terasa sesak, masih dengan tangan gemetar sedikit tersendat keypad HP saya geser ke atas..

"Saya pemain yang punya prinsip mas. Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terutama pada Pasoepati"

Tak terasa titik air kemudian muncul di antara sela mata saya sesaat setelah membaca kabar pengunduran diri Om Hermansyah dan Mas Shandy di timeline @Pasoepati tersebut. saya terpaku, tersedu, sendu, dan nyaris tak percaya harus sudah kehilangan dua pahlawan kami itu saat kompetisi masih berjalan.

Ya Tuhan, Akhirnya yang kami khawatirkan terjadi juga, namun tanpa kami duga hal itu datang sedikit lebih cepat dan kurang tepat saat dari kami semua disini masih berusaha perjuangkan untuk yang terbaik bagi tim berikut awak di dalamnya.

Persis kami kembali menoreh luka,
kami bertanya, kami berteriak kenapa,
kami terus mencari jawab akan apa yang telah kami terima

Ada sebuah ketidakadilan dan pengingkaran dari sebuah janji..
Yang kemudian merenggut setiap tawa dan mimpi-mimpi indah kami..
Kami tersakiti.. dibuat patah hati.. tapi kami juga mengerti.. bahwa inilah yang harus terjadi..

Kawan.. Pasoepati...

ketika awan mendung kelabu telah menggantung di ujung langit,
kita boleh berharap agar tak sampai turun hujan.. namun bila kenyataan tetap berkata demikian,
kitapun sejatinya masih bisa berharap akan ada sebuah pelangi yang melengkung indah setelahnya.

Ya, kita memang harus terus berharap dan menjaga harapan itu terus tetap menyala kawan.. karena harapan itulah yang menjadi perisai untuk loyalitas, cinta dan kebanggaan kita Pasoepati kepada klub kita Persis solo agar tidak mudah pudar dan terkoyak. 

Kita harus menjaganya sebagai pengawal langkah-langkah kita dimasa-masa sulit seperti ini. Semestinya kita harus tetap berdiri, meski kita harus dipaksa jatuh-bangun-jatuh-bangun dan tertatih, mari terus mencoba berjalan, bergandengan tangan dan bila perlu saling berangkulan.. saling menguatkan.. berjalan berdampingan dan tak biarkan satu orangpun tertinggal.. melangkah.. bersama.. menuju satu titik.. dimana setiap keluh, kesah, keringat, air mata dan semua pengorbanan menjadi sesuatu yang berarti... sebuah titik terang bernama kejayaan. Ya. Kawan kita pasti sampai disana! 

Farewell to you our fallen heroes,

tak ada pengabdian yang sia-sia, nama kalian akan tetap terukir di sepanjang dinding perjalanan sejarah klub kami..


Yes it's kinda hard to face the truth....but the journey must go on...

-niko andreyan-

Mei 2012

Minggu, 01 Juli 2012

#pressthelegendbutton


 
"Persis Solo ayo Persis Solo... Persis Solo ayo berusaha.. sampai kapan kami menunggu kawan.. lihat kamu raih poin tiga.."

Sore itu tepat didepan pintu utama stadion Manahan nyanyian koor teman-teman Pasoepati terdengar mengalir sendu mengiringi kepulangan punggawa Persis usai hanya bermain imbang 0-0 melawan gresik united. Dipertandingan yang tak boleh disaksikan langsung tersebut, ribuan Pasoepati tetap datang dan bernyanyi memberikan dukungan dari luar stadion. Jika kita masih ingat sore itu adalah sore yang melelahkan ketika kita dihadapkan pada performa Persis yang tak kunjung membaik, jangankan meraih kemenangan, mencetak gol saja susah, iya kita maklum karena memang nyaris tak ada pemain bintang di tim kita kala itu, dan di akhir musim kita harus rela melihat tim kebanggaan kita terendam di peringkat akhir. Tapi satu yang paling diingat, dukungan kita tak pernah berhenti bahkan sampai di akhir laga..... tandang.

Musim-musim berlalu Persis mulai benahi diri, digandeng merger dengan solo fc tim ini mulai menyusun tim yang padu untuk  mengarungi musim baru, nama-nama ternama mulai direkrut berdatangan guna perkuat tim kota bengawan, dari jajaran pelatih dan pemain tim inipun terlihat mentereng, bahkan lebih mentereng bila disejajarkan dengan skuad tim lawan peserta. Persis Solo menggila, dalam laga ujicoba berhasil gilas 1-0 tim level 1 LPI Persiraja, hanya kalah tipis 2-3 dari pemuncak klasemen ISL sementara Sriwijaya, tren positif kembali berlanjut di 2 awal laga, menang kandang menang tandang lambungkan asa laskar Sambernyawa, itupun masih tanpa 2 pemain asing siapa coba yang tak jumawa, dalam euforia dan optimisme dibalut harapan Pasoepati yang luar biasa Persis Solo berderap maju dengan detak dentuman langkah yang membahana.. sampai akhirnya....

Entah apa yang terjadi dengan tim Persis asal kota berseri waktu-waktu ini, dengan materi pemain bagus yang kita miliki, dengan tim pelatih yang mumpuni, dengan dukungan luar biasa dari suporter kandang tandang tiada henti, harusnya persis solo layak untuk berprestasi, harusnya kita bisa bersaing juara musim ini, tapi justru yang terjadi, persis solo dirundung masalah kembali, apalagi kalau bukan masalah bonus masalah gaji, itu lagi itu lagi bagai penyakit kambuhan yang sering datang dan pergi, sungguh ironis sungguh menyesakkan hati, saat harapan sudah dijunjung tinggi-tinggi, manajemen-konsorsium kerja setengah hati, buyarkan semua mimpi, patahkan semangat di tim ini, persis terkapar lagi, terjatuh lagi, kenapa semua harus terjadi.. saat kompetisi memasuki masa-masa dimana harusnya harmonisasi dan semangat tim tetap dijaga tinggi-tinggi..

Arrghh pantang bersedih pantang menangis, benahi masalah dan berdiri tegak Persis, ayo bangkit bersatu kembali dan optimis, peluang boleh menipis, tapi jelas kita belum, belum, sangat belum habis.


Seperti gambar diatas.. ayo bung Kesit, bang Junaedi, om Hermansyah.. bersama seluruh pemain persis dan Pasoepati satukan tangan dan bertekad kuat membangkitkan kembali sang legenda ke tahta aslinya... Optimis - optimis are we ready??  don't say yet don't say no... come on let's #pressthelegendbutton! - niko andreyan

Ditulis pada Mei 2012
foto: Sambernyawa.com

Popular Post Per Month