Page View

Minggu, 24 Juni 2012

Coach Hermansyah

Ini dia kiper legenda timnas Indonesia yang mengisi jajaran pelatih tim Persis Solo musim 2011-2012

Sore itu saya mendapat kesempatan untuk menonton latihan Laskar Sambernyawa dari jarak dekat, tak lupa saya abadikan beberapa moment berharga itu..










Dan ini karikatur sederhana dirinya yang mengenakan kaos edisi 12 tahun Pasoepati...



Kamis, 21 Juni 2012

Berkaca Pada Diri Kita

Hari itu suasana stadion sangat megah....
warna merah kumpulan manusia begitu terlihat padat memenuhi tribun stadion..

Tak sampai disitu.. 4 tribun yang sedianya tergelar terpisahpun seolah sanggup melakukan peran masing-masing tanpa harus bersinggungan satu sama lain...

Sadarkah kita dalam megah dan kompaknya sajian orkestra sepakbola tersebut, sang pemeran utama Pasoepati itu sendiri, ternyata terdiri dari bermacam-macam karakter.
Datang dari berbagai penjuru selatan, utara, timur, dan barat.
Ada yang kalem, ada yang keras.
Ada yang sudah matang, ada yang masih junior.

Tapi dari semua perbedaan itu lihatlah saat kita semua berada di dalam stadion..

Adakah perpecahan cuma karena penonton di tribun lain tak melakukan seperti apa yang kita lakukan..

Kalaupun sempat ada sedikit insiden tak pernah kita perpanjang masalah karena kita selalu tahu ada hal yang lebih utama yaitu mendukung klub kebanggaan kita.. satu Pasoepati satu.. menjadi slogan yang selalu tertanam dalam hati.. bahwasanya  watak dan karakter setiap Pasoepati memang berbeda.. namun ada satu akar yang selalu mampu menyatukan kita.. yang menyadarkan kita bahwa kita semua sama.. berdarah dan berjiwa satu Pasoepati..

-----------------------------------------------------------------------------------

9 Februari 2000 - 9 Februari 2012

Selamat ulang tahun ke-12 badai merahku
Marilah kita tunjukkan apa yang terjadi dalam diri kita juga bisa terjadi di Indonesia..

 




Layaknya satu Indonesia satu,
maka biarkanlah sang merah putih menjadi tujuan,
perdamaian menjadi dirijen,
dan rasa persaudaraan jadi pengikat erat kebersamaan.
Pasoepati berikanlah kado terindah untuk dirimu sendiri sebagai suporter cinta damai.

Masa depan api persatuan seluruh suporter sepakbola Indonesia yang tak lagi terkotak-kotak itu ada.. dan dari Solo, Pasoepati siap menjadi penyulut api pertama yang terus akan menjalar ke seantero negeri.

Tidak mudah memang tapi bukanlah suatu yang mustahil..


Dan nanti ketika rasa putus asa dan keraguan itu kembali muncul, harapan akan selalu ada..

jika kita menengok dalam diri kita, menengok pada Pasoepati!!



Ditulis pada:
13 Juli 2010.. diselesaikan pada 4-11-2011 untuk ulang tahun Pasoepati.

Menjadi Pasoepati Sebenarnya

Pasoepati bukanlah suporter kacangan yng dibentuk secara instan dan tanpa tujuan... bahkan kalau kita sempat membaca sejarah berdirinya Pasoepati... kita pasti tahu bahwa pembentukkan suporter ini melalui proses yang serius dan tidak main-main.

Dihadiri perwakilan dari masing-masing daerah plus harus melewati musyawarah dan diskusi yang sangat matang hingga akhirnya tercetuslah sebuah nama...... Pasoepati.

Tahun-tahun setelahnya, nama Pasoepati langsung melejit dan terkenal di seantero nusantara.. tentu saja dengan hal-hal positif yang selalu dibuatnya...

Tapi sungguh ironis memang bila melihat apa yang terjadi di tubuh suporter ini di tahun-tahun sekarang.. Maraknya slogan anti suporter lain masih begitu mudah dijumpai di segala penjuru.. dan yang lebih memprihatinkan virus negatif ini telah menjangkiti semua lapisan dari yang sudah matang sampai anak-anak kecil..
Di dunia nyata atau maya, baik secara lisan atau tertulis, banyak oknum mengatasnamakan Pasoepati dengan seenak udelnya mencantumkan kalimat "anti suporter lain" di belakang nama besar Pasoepati itu sendiri... 

Yang sebenarnya entah tidak jelas atas persetujuan dan kesepakatan siapa dengan siapa....



Mari merenung sejenak..

Andai sebuah pertanyaan : "idealkah bila Pasoepati anti suporter lain?" ditujukan kepada orang yang tepat dan mewakili nama Pasoepati, seperti para pendiri Pasoepati, presiden Pasoepati, para tokoh Pasoepati, jajaran pengurus bahkan kepada para pemain Persis Solo..

Apakah mereka setuju bila ada yang terus menebar kebencian terhadap suporter lain walaupun kiranya mungkin mereka pernah menyakiti sebagian dari kita??

Tentu jawabannya tidak!!!

Jadi sebenarnya siapakah yang selama ini menyuruh kita berteriak lantang anti suporter lain??

Kalau tokoh-tokoh yang berhak menjawab diatas mengatakan TIDAK!

Tak usah jauh-jauh..
mari melihat diri kita sendiri, kalau diantara kita pernah melakukannya... atas dasar apa...

Sehingga ikut andil menjadi para provokator pembangkang sejarah

Andai setiap jiwa Pasoepati tidak menjadi egois, dan menyadari bahwa adakalanya Pasoepati itu kita, bukan melulu aku, aku, aku dan aku....



Ditulis pada 10 November 2011

sebuah perenungan diri sendiri-niko a. (Once Pasoepati Always Red Pasoepati)

dikirim ke artikel pembaca Pasoepati.net dan tidak dimuat  :)

Selasa, 19 Juni 2012

Tour Away - Misi Harumkan Kota Solo Lewat Pasoepati




Mendukung perjuangan klub lokal solo saat berlaga di kandang lawan memang memiliki berbagai manfaat, selain tujuan utama yaitu membangkitkan semangat juang para pemain pujaan saat berlaga tandang, ada satu lagi manfaat yang saat ini terlihat seperti kurang diperhatikan oleh sebagian besar kawan Pasoepati, yaitu misi mengharumkan nama kota Solo kepada kota-kota yang dilalui rombongan badai merah Pasoepati saat tur tandang terutama tur jarak dekat yang biasanya sampai diikuti ribuan orang seperti tur daerah Semarang-Jogjakarta.

Dalam kurun waktu satu setengah tahun ini saja sebenarnya Pasoepati punya banyak kesempatan ketika berkali-kali melawat ke Semarang serta satu tur maguwo dan magelang baik mendukung Persis atau Solo FC. Namun kenyataannya dari hampir semua tur yang saya ikuti tersebut, saya merasa kurang puas, iya jadi yang saya dapat cuma hal utama yaitu mendukung tim, misi lain membawa nama baik Solo tidak terlihat, bahkan misi silaturahmi dengan suporter lain malah sempat terganggu, catatan: saat di Semarang (Persis) kontra suporter kudus, di Magelang (Persis) kontra Simolodro, Sleman (Solo FC) kontra royal guard, dan Semarang (Solo FC) kontra bonek. Memang semua itu bukan sepenuhnya salah Pasoepati, namun jika mau berlapang dada, sebenarnya hal itu tetap harus jadi bahan introspeksi diri bagi Pasoepati, bahwa kini yang tersisa dari kita tinggal loyalitas tanpa dibarengi dengan kuantitas dan kualitas dari kreativitas yang dulu selalu melekat di diri Pasoepati. Kita masih beruntung terselamatkan oleh dua tur besar ke jatim, Surabaya dan Bojonegoro yang berjalan sukses, namun tetap saja kreativitas di dua tur tersebut masih terlihat minim.




Saya pribadi selama ini hanya bisa mendengar indahnya tur Pasoepati jaman dulu Surabaya-Jogja dengan segudang kreativitas yang kemudian juga melambungkan nama kota Solo, namun sayangnya semua itu terjadi saat saya masih kecil, kini setelah dewasa saya kecewa karena tur yang saya ikuti tak seindah cerita masa lalu tersebut, saya rindu kreativitas Pasoepati apapun walau hanya sekedar melambaikan tangan-syal kepada orang-orang yang rela berada di depan rumah mereka demi melihat rombongan badai merah lewat. Yang pasti dari situ keyakinan saya mengatakan gaung kreativitas Pasoepati itu belum sepenuhnya terlupakan orang, yang saya harap kemudian dari diri saya dan kawan lain sebagai Pasoepati adalah menjaga gaung positif masa lalu untuk kembali menyala dan kembali dirasakan oleh siapapun yang dilewatinya.. Karena Pasoepati bukan sekedar suporter bola, tapi lebih dari itu Pasoepati merupakan cerminan kota Solo yang terkenal ramah, sopan dan mendamaikan. Sekian.


Ditulis pada Jum'at, 4 November 2011

(Niko. A)

Senin, 18 Juni 2012

Menikmati Sepakbola, Menikmati Hidup!

Teman semasa SMA saya yang satu ini sekarang sedang mecuri perhatian teman-temannya yang lain karena kelihaiannya menikmati hidup, walau sebenarnya nasib yang dijalaninya mau tak mau harus tidak senormal atau selayaknya temannya yang lain yang bisa menikmati bangku kuliah selepas SMA, namun justru ketidak biasaannya yang mengharuskan ia bekerja keras hingga berpindah-pindah tempat itulah yang kemudian membuatnya menjadi orang yang kisah perjalanan hidupnya paling layak untuk diceritakan dan dikenang daripada teman lain.

Nasib Persis Solo yang tidak senormal tim lain memang menjadi sebuah polemik di kalangan pendukung setianya, Pasoepati. Awalnya memang semua berjalan mulus, kelihaian Pasoepati menikmati sepakbola meski klub kesayangannya dalam keaadaan "tidak normal" dengan keputusan tetap mendampingi klubnya dalam suasana terburuk tahun lalu bahkan sempat menghadirkan award sebagai supporter of the year.

Begitu pula ketika pembukaan LPI, bagaimana waktu itu warga Solo dan Pasoepati gegap gempita memadati stadion manahan yang mungkin bagi sebagian kalangan dianggap tabu mendukung tim atau liga yang baru saja terbentuk, tapi nyatanya hal itu tidak berlaku bagi Pasoepati, dan bahkan secara langsung atau tidak kemudian mendapat sanjungan berbagai pihak atas sekali lagi kelihaian Pasoepati dalam menyikapi suguhan menarik sepakbola.


Namun entah mengapa belakangan waktu ini Pasoepati seakan kehilangan rasa. Nasib Persis yang tak kunjung membaik ditambah redupnya prestasi Solo FC membuat sebagian besar Pasoepati kehilangan selera menikmati hidangan sepakbola klub kebanggannya sendiri. Tak seperti waktu lalu yang masih terlihat lihai dalam meyikapi sebuah pertunjukkan sepakbola hingga menuai berbagai pujian, kini Pasoepati mulai terlihat kendur. Puncaknya adalah ketika pertandingan-pertandingan akhir Persis dan Solo FC di kandang sendiri yang tidak mencerminkan merah Pasoepati yang sesungguhnya.

Memang tidak semua Pasoepati berubah, dan bila saja semua masih percaya bahwa ditangan Pasoepati kondisi seburuk apapun bisa terlihat menjadi sesuatu pertunjukkan yang menarik, tentu pada akhirnya semua akan menjadi perjalanan yang luar biasa.

Sebenarnya tidak ada masalah dengan nasib yang membawa kita ketempat dimana sekarang diri kita berpijak, yang menjadi masalah adalah seberapa "lihai" kita mampu menjalani dan menangani hal itu sehingga kemudian membuat hal apapun di sekitar kita menjadi menarik untuk diri sendiri dan terlihat keren dimata orang lain.

Omong-omong.. sekarang kawan saya berhasil me "normal" kan nasibnya seperti layaknya teman-temannya yang lain, tahun ini ia mendaftar kuliah di suatu universitas di Jakarta, tapi jangan samakan  dengan teman-teman lainnya yang lebih dulu menikmati kenormalan hidup.. kejeliannya dan ketidakputus-asaanya selama berjalan di luar dunia normal membuahkan pengalaman berharga yang bisa jadi adalah modal kuat baginya untuk menjalani ketatnya dunia perkuliahan.

Bagaimana dengan kawan Pasoepati semua...
Haruskah "menyerah" pada ketidaknormalan nasib Persis ataupun Solo FC, dan berdiam diri sambil menunggu bala bantuan yang entah kapan akan datang.. atau kembali menjadi Pasoepati yang dikenal lihai menikmati indahnya sepakbola.. apapun.. kapanpun.... dimanapun...


Ditulis pada 4 Juni 2011

Dimuat di artikel pembaca Pasoepati.net

Minggu, 17 Juni 2012

Berdamai Dengan Masa Depan


Kawan...
Saya sebagai Pasoepati "baru", begitu merasa beruntung ketika bisa menginjakkan kaki di tanah mahesa jenar tiga kali dengan lancar tanpa ada perasaan was-was, dalam rangkaian tur pasoepati satu tahun lalu.

Hari-hari itu saya begitu beruntung sekali, sebab siapa yang bisa menyangka kota yang dulu pernah saling serang itu kini begitu nyaman dan aman untuk dikunjungi, bahkan kenyataannya dalam tiga kesempatan tur itu, kawan-kawan pasoepati juga disambut hangat oleh warga dan suporter semarang.


Tour Semarang Play-off divisi utama 2010

Percayalah, dalam masa-masa itu, saya banyak sekali memikirkan tentang jasa-jasa Pasoepati "senior", yang dengan luar biasa berbesar hati dan bekerja ekstra keras demi terciptanya perdamaian Solo-Semarang, hingga akhirnya ikrar perdamaian itu terwujud. Saya begitu bersyukur dan berterimakasih sebab dari mereka-merekalah saya bisa menikmati buah dari perdamaian tersebut, dan pastinya saya berharap akan berlanujut ke generasi Pasoepati selanjutnya..

Damai Solo Surabaya

Bonek adalah saudara, terlepas dari kejadian-kejadian negatif antara Bonek-Pasoepati selama kurang lebih empat tahun ini, sekiranya ada kesempatan emas untuk membuat keadaan menjadi kondusif, kenapa tidak kita tindak lanjuti.

Berdamai tidaklah harus menhitung untung rugi... karena pasti hal semacam itu akan tercapai dengan sendirinya.


 
Pasoepati: "we come peacefully"

Mari berkaca pada kisah damai Solo-Semarang,
kalau dulu final liga Indonesia  menjadi alas untuk pengikraran damai Solo-Semarang, tak ada salahnya jika kini giliran Liga Primer Indonesia yang akan menjadi saksi pengikatan kembali tali persaudaraan Bonek-Pasoepati

Sudah seharusnya Pasoepati berpikir luas dan positif, perdamaian sejati harus dilandasi rasa menerima dan memaafkan yang murni siapa yang bisa menyangka ijin dari Pasoepati terhadap suporter Semarang untuk berdondong ke Manahan saat final liga Indonesia beberapa tahun lalu akhirnya berbalas dengan ijin dari warga Semarang untuk Pasoepati ke jatidiri dan citarum satu tahun lalu.

Demikian juga saya yakin berlaku untuk Bonek, jika hari-hari ini kita begitu welcome kepada Bonek untuk sekedar lewat atau bahkan berkunjung Mei nanti. Pastilah suatu saat kita temui timbal balik yang tak kalah luar biasa.

Akhir kata mari berdamai dengan tulus dan ikhlas, kalau tahun lalu kita begitu nyaman dijamu warga Semarang, Siapa tahu suatu hari nanti, kawan-kawan Pasoepati bisa kembali menjejakkan kaki di Tambaksari, atau bahkan menjadi suporter tamu yang bisa memerahkan gelora Bung Tomo, stadion megah kebanggaan saudara lama kita, Bonek mania.

Ayo berdamai... untuk semua Pasoepati, untuk masa depan!



Ditulis pada 24 Maret 2011 -Niko Andreyan-

Juga dimuat di artikel pembaca Pasoepati.net

Jumat, 15 Juni 2012

Merah Pasoepati Anak Gunung Merapi

Beberapa bulan yang lalu keluarga kami bepergian melihat kondisi alam merapi pasca erupsi, dan ternyata bukan cerita perjalanan disana yang terlihat menarik bagi saya, tapi ada satu hal lain yang menggelitik, membuat saya cukup terkejut dan ada secuil rasa bangga yang membuncah.

Ceritanya waktu itu kami sedang berziarah ke makam mbah Marijan, ketika sampai disana, nampaklah dua anak kecil yang berjualan foto dan buku di depan area makam yang luasnya tak seberapa tersebut, nah setelah mendekat kemudian pertanyaan iseng terlontar dari mulut saya kepada anak itu yang kurang lebih berbunyi seperti ini

"Kowe iki Slemania, Paserbumi opo Brajamusti?"

Disitu tampak tiga pilihan suporter saya tawarkan padanya karena jelas khawasan merapi tentu lebih erat kaitannya dengan wilayah Jogja daripada Solo. Namun ternyata hal keren terjadi tatkala secara tak terduga si anak kecil tadi malah memilih jawaban lain dari 3 kelompok suporter yang saya tawarkan tadi.

"Pasoepati no"

Jawab dia dengan mantap yang bila dalam bahasa jawa "no" itu merupakan kata imbuhan yang berarti memberi tekanan pada kata sebelumnya. Jawaban dari anak kecil yang saya yakin bukan karena sebelumnya ia tahu kami dari Solo, karena saat itu parkir mobil cukup jauh dari pemakaman dan tak ada atribut Pasoepati yang menempel. Aha Pasoepati, begitu beruntung sekali kau ini punya peminat yang sangat luas.



Moral cerita: Jika anak kecil merapi saja dengan bangga memilih Pasoepati sebagai jati dirinya... bagaimana dengan orang Solo asli yang ngakunya Pasoepati tapi masih sering pakai atribut suporter lain saat di Manahan.. nah lo... kalau orang luar Solo aja bangga kenapa kita tidak....


Niko Andreyan @ Februari 2011

Kamis, 14 Juni 2012

Everybody Hurts R.E.M. - Tears On The Night of AFF Final


Artist: R.E.M.
Album: Automatic For The People
Year: 1992
Title: Everybody Hurts 

(Berry/Buck/Mills/Stipe)

When the day is long and the night, the night is yours alone,
When you're sure you've had enough of this life, well hang on
Don't let yourself go, everybody cries and everybody hurts sometimes

Sometimes everything is wrong. Now it's time to sing along
When your day is night alone, (hold on, hold on)
If you feel like letting go, (hold on)
When you think you've had too much of this life, well hang on

'Cause everybody hurts. Take comfort in your friends
Everybody hurts. Don't throw your hand. Oh, no. Don't throw your hand
If you feel like you're alone, no, no, no, you are not alone

If you're on your own in this life, the days and nights are long,
When you think you've had too much of this life to hang on

Well, everybody hurts sometimes,
Everybody cries. And everybody hurts sometimes
And everybody hurts sometimes. So, hold on, hold on
Hold on, hold on, hold on, hold on, hold on, hold on
Everybody hurts. You are not alone

***********************************************************

kenapa... memang ada yang salah???
bukankah semua hal berjalan seperti biasa
kita melenggang mulus.. dan terhenti di partai puncak..
sama kan dengan yang sudah-sudah..
ah.. sepertinya hal ini memang sudah terlalu biasa..
hal ini tu ya.. sudah "sangat kita" sekali...
jadi kenapa?? tak ada yang perlu disesali
toh kita sudah mengalaminya berkali-kali sebelumnya...
jadi kalo nambah satu lagi..... ya sudahlah...

JAS MERAH!!! JANGAN PERNAH SEKALI-KALI MELUPAKAN SEJARAH!!!!
ingatkah kalian dengan kalimat ini..?
ucapan sang pendiri bangsa yang "selalu saja" menjadi kenyataan....
sungguh sangat kebetulan ketika ternyata namanya sama dengan tempat dimana sang garuda berlaga..

jangan pernah takut untuk mencoba terbang kembali garuda... meski kau berkali-kali terseok di tempat dan lubang yang sama...
bukan karena kau bodoh.. sebab memang kau tak mampu.. selalu tak mampu... belajarlah... lagi...
jika saatnya nanti...
mata merah hari ini karena melihatmu terluka, esok hari buatlah ia jadi "MATA MERAH!!! MARI KITA LUPAKAN SEJARAH!!!" untuk membuat sejarah baru
maka jangan takut... selama garuda di dada mu masih menoleh ke kanan.. dan bukannya menunduk lesu.... 
yakinlah semua masih sangat bangga.. untuk disampingmu... untuk menantimu... terbang, mengepakkan sayapmu menyelimuti dunia!!!


foto: solopos.com

Rabu, 13 Juni 2012

Tour de Citarum; Final Piala Suratin Divisi Jateng


Hari ini, saya bertekad ikut berangkat bersama teman-teman pasoepati ke kota semarang. dalam rangka tour resmi pasoepati untuk mendukung perjuangan laskar samber nyawa junior menghadapi tuan rumah psis jr di stadion citarum dalam laga final piala suratin divisi jawa tengah..

tepat pukul 9 pagi saya sudah beranjak dari rumah..dengan tekad bulat dan perasaan luar biasa semangat..tentu saja...karena ini merupakan keikutsertaan saya yang pertama kali dalam tour pasoepati....
sampai di kawasan stadion manahan bagian selatan..saya langsung melihat sekelompok manusia berbaju merah berkumpul di luar pintu masuk area manahan... langsung saja saya bergabung...meski dengan malu-malu...setelah bertanya sedikit..sayapun langsung duduk diantara mereka sambil menunggu teman-teman lain yang belum datang...

sekitar 45 menit kemudian rombongan telah siap...akhirnya setelah briefing singkat dari wapres pasoepati sekitar 75 motor dan beberapa mobil pribadi yang mengangkut sekitar 200 pasoepati pun berangkat beriringan menuju kota atlas dengan khawalan dari mobil patwal polisi....
sepanjang perjalanan solo-semarang ratusan motor berbaju merah pasoepati terus melaju...dengan sesekali diiringi suara rentetan klakson.....suasana begitu meriah....saya yang baru pertama kali merasakan suasana inipun merasa senang dan asyik...meski berangkat sendirian dan tak ada teman..tapi saya benar-benar menikmati acara ini....
beberapa kali teman-teman pasoepati menyalakan klakson motor dan membentangkan syal saat motor melaju lambat di keramaian atau saat menerobos lampu lalu lintas.....tentu saja peristiwa ini kemudian menarik perhatian orang-orang yang kebetulan berada di pinggir jalan....

iring-iringan meriah itupun akhirnya terhenti sejenak di perbatasan kota semarang tatkala hujan mulai turun.... ratusan pasoepati-pun sejenak berteduh di pinggiran toko sembari menunggu hujan reda... dalam rintik hujan tak lama berselang datanglah 2 orang suporter semarang panser biru yang berniat menjemput rombongan pasoepati..... setelah hujan berhenti rombonganpun segera melanjutkan perjalanan... sekitar 30 menit menuju stadion citarum.... saat memasuki khawasan kota semarang.... suasana semakin meriah dengan sambutan beberapa warga semarang yang melambaikan tangan di beberapa ruas jalan.... sampai akhirnya sekitar pukul 2 siang konvoi pasoepati tiba di stadion citarum... stadion unik yang terletak di pinggiran sungai kecil...dan dikelilingi rumah penduduk dan pedagang-pedagang kaki lima.....
sampai disini sembari menunggu pertandingan dimulai teman-teman pasoepatipun melepas lelah...dengan bersantai di sekitar khawasan stadion ataupun mencari warung untuk makan....begitupun saya yang langsung mencari warung makan kecil-kecilan "hik" untuk mengganjal perut di waktu siang....

pukul 3 sore pertandingan dimulai...sebelumnya pasoepati sudah berkumpul di tribun samping....tanpa disertai sang dirijen....aksi pasoepati-pun terlihat kurang ganas....ditambah ternyata tak adanya satupun atraksi suporter tuan rumah yang membuat final terasa hambar....babak pertama usai ditutup dengan keunggulan psis jr 1-0 atas persis jr.....untungnya saat babak kedua dimulai...datanglah sang dirijen pasoepati sigit omponx yang membuat pasoepati menjadi bergairah.... lantunan lagu khas suporter solo itupun terdengar menggema tanpa henti hampir di sepanjang jalannya babak kedua.... sayang partai yang terlihat seperti dihelat di kota sendiri dengan hadirnya ratusan pasoepati tersebut tak banyak membantu perjuangan laskar sambernyawa junior yang akhirnya di hempaskan sang lawan 0-3.... persis jr pun harus puas duduk sebagai runner up..... namun berhak atas tiket lolos ke putaran nasional dan sebuah piala yang akhirnya jadi lampiasan lelah pasoepati yang ikut foto bersama para pemain di pinggir lapangan....

sekitar pukul 17.30 rombongan pasoepatipun bersiap untuk bertolak lagi ke solo.... diiringi lambaian dan nyayian selamat jalan suporter psis.... masih dengan khawalan mobil patwal, ratusan laskar pasoepati kembali berkendara beriringan dengan sopan kembali ke kota asal.......

bagi saya tour ini sangat menakjubkan....karena tentu saja merupakan yang pertama kalinya bagi saya berpredikat sebagai suporter tamu di kota orang, yang ternyata lebih mengasyikkan dibanding kala menjadi suporter tuan rumah...
semua begitu sempurna semua begitu mengesankan.... hanya saja ada 2 kekurangan yang mestinya tak boleh terulang lagi di keikutsertaan saya pada tour selanjutnya..... yaitu kekalahan persis solo dan kamera saku saya yang tiba-tiba mati dan tak bisa digunakan itu...........................................................

that was my first tour and I'm addicted to it instantly.




 



(foto dari berbagai sumber)

Popular Post Per Month