Page View

Jumat, 07 Desember 2012

Kalian Tak Perlu Bersatu, Cukup! Mundur!


Diego Antonio Mendieta Romero, mungkin layak disebut sebagai pemain paling berperan bagi Persis Solo yang berkompetisi di div.utama Pt. LI musim 2012, hal itu terbukti saat dia berhasil mempersembahkan 7 gol, sekaligus menjadi top skorer atau penyumbang gol terbanyak bagi tim tersebut di satu musim kompetisi.

Dengan fakta tersebut dia kemudian diganjar penghargaan dari klub.. mendapat gaji plus bonus dan hidup berkecukupan, mengajak keluarganya tinggal di Indonesia, melanjutkan bermain bola, bertahan di tim dan dicintai fans, atau memilih pindah ke tim yang lebih besar dengan alasan gaji dan perkembangan kariernya.

Sebuah pemikiran yang logis dari seorang pemain sepakbola, namun sayang kenyataan tidak demikian. Jangankan berfikir tentang karier, untuk satu keinginan sederhana kembali pulang bertemu Ibu dan keluarga di negaranya saja tidak tersanggupi, Diego, menghembuskan nafas terakhir dengan menyisakan kepiluan yang bisa dirasakan semua orang yang mendengar kisahnya.

Satu kepiluan, kepedihan, dan kekecewaan yang menambah daftar hitam wajah sepakbola nasional akibat buruknya SDM di susunan kepengurusan federasi. Dualisme, ketidak profesionalan, egoisme berujung amburadulnya sepakbola negeri di segala aspek seakan telah menjadi menu sehari-hari. Sumpah serapah, kutukan, layak tak pernah berhenti mengalir deras bagi mereka.

*

Apakah bangsa kita memang terlalu pemaaf, atau naif sehingga masih mengharap orang-orang di PSSI-KPSI bersatu? Setelah melihat apa yang mereka perbuat, bilapun bersatu tidakkah riskan bila mereka nantinya akan saling pukul-pukulan dan saling menjatuhkan lagi???

Mungkin pecinta bola sudah sangat putus asa.. sehingga masih terbesit keinginan menyatukan para gerombolan yang dengan tanpa rasa bersalah telah memporak-porandakan sepakbola nasional tersebut.. dan langsung berfikir diluar sana sungguh tidak ada figur lain yang sedianya mampu dan layak untuk memimpin federasi ini.

Apakah ini seperti masalah rumah tangga, dimana ketika orang tua bermusuhan lalu sang anak meminta mereka berdamai agar semua masalah menjadi reda. Bagi saya tidak seperti itu, ini adalah nyata bobroknya individu-individu yang memegang sebuah sistem kepengurusan federasi sepakbola kita.. dimana harusnya kekuatan suporter untuk menjatuhkan vonis mundur atau ganti, lebih vokal daripada menyuarakan kata bersatu.

Coba lihatlah klub kita, lihat timnas kita, lihat liga kita, lihat nasib pemain-pemain kita.. dalam tahun-tahun belakangan ini.

Masihkah kawan ingin para pemimpin PSSI-KPSI itu bersatu.. benarkah?

A very tricky question, isn't it?

Kalau saya akan menjawab tidak! saya tidak ingin mereka bersatu, sebagai pecinta bola saya menuntut mereka semua mundur dan diganti orang yang baru. Dan semoga saya bukanlah satu-satunya yang ingin demikian, harapan akan sosok yang membawa sepakbola lebih baik dari pada sekarang adalah alasan yang utama.

Khusus kasus kematian Diego.. selesaikah urusan dengan cara membayar lunas gaji dan tunjangan? Tidak adakah pengusutan hukum pada mereka para pengurus klub juga penggelontor dana yang telah lalai dalam kewajiban sehingga menyebabkan nyawa seseorang melayang? Amankah kaki-kaki mereka para terduga tindak kejahatan untuk terus melanjutkan jalan? Otak saya terus bertanya.. bagaimana jika mereka dihadiahi hukuman larangan tak boleh berkecimpung di kepengurusan bidang olahraga seumur hidup.. tidakkah itu terlihat fair? #justicefordiego



Senin, 03 Desember 2012

...

Adios Diego... another soul of our brave soldier that passed away.. but his memories with the club and the fans will stay.
.

Popular Post Per Month