Page View

Sabtu, 03 Desember 2011

Antara Kalimat Sakti "Ndheso...Ndheso....." dan Rasisme

Saat pemain tengah berjibaku di tengah lapangan, tiba-tiba dari arah salah satu tribun terdapat beberapa penonton saling pukul, kontan dari tribun lainnya-pun langsung terdengar gemuruh teriakan.. "ndheso...ndheso....." dan ajaib.... tak lama berselang kejadian saling pukul menjadi reda...penonton pun kembali bernyanyi...

yah...itulah salah satu peristiwa yang kerap terjadi dalam sebuah pertandingan sepak bola.. terutama di stadion manahan Solo..

Bagi kelompok suporter Pasoepati, kalimat "ndeso..ndeso.." tersebut seolah menjadi kalimat paling sakti untuk mengingatkan sesama rekan Pasoepati yang bertindak tidak positif..

Maka, saya terkadang heran dengan kalimat ini..meski terkenal pendek dan simpel...kalimat "ndeso..ndeso" yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah "kampungan" dalam arti sifat, bukan "orang kampung" dalam arti fisik tersebut efeknya begitu dahsyat...

Buktinya tak cuma adegan perkelahian saja... ternyata kalimat ini juga terbukti sakti untuk menangkal hal negatif lain... semisal pelemparan botol atau bahkan saat penonton di tribun lain kurang semangat untuk melakukan gerakan tertentu (membuat gelombang misalnya), dan sekali lagi ketika teriakan ini bergemuruh.. Bam!!!... kejadian akan berubah secara instan.....

Menyangkut soal penyakit rasis (definisi lokal: mencela kelompok suporter lain) yang masih saja menjangkiti kelompok Pasoepati...memang tak bisa terus dibiarkan. Sungguh bodoh memang ketika niatnya mencela kelompok suporter lain tapi si target tidak ada ditempat itu..ibarat sekelompok teroris.. para pelaku rasis ini sengaja menebar bom bunuh diri, dan parahnya tak tepat sasaran.. bom yang seharusnya diperuntukkan untuk orang lain ini, malah dengan bodohnya di ledakkan di antara kerumunan Pasoepati, menghancurkan benteng Pasoepati dari dalam..

Akibatnya kemudian yang jadi korban semua Pasoepati juga... nama besar Pasoepati.. bahkan jati diri Pasoepati yang harusnya terkenal sopan, edan tapi mapan... jadi hancur karena ulah orang-orang pemicu rasis yang sejatinya saya yakini jumlahnya tak begitu banyak tersebut....

Saya-pun jadi terpikir....
Apa yang akan terjadi bila kalimat "ndeso..ndeso..." ini kemudian diterapkan setiap ada yang memulai bernyanyi rasis..
mungkin dengan kata-kata yang diubah sedikit menjadi.. "rasis ndeso...rasis ndeso...."
Siapa tahu.. kalimat ini masih mampu menunjukkan keajaibannya...

Pertanyaannya sekarang siapa yang berani mencoba dan memulai....
Bukan suara dari satu, dua atau tiga orang saja..tapi secara bersama-sama..
Menjadi anggota "densus 88" ala Pasoepati sang pembasmi teroris pembawa bom rasis??

Dalam hati saya bertanya... masak sih kita tidak mampu...
Kalau orang berkelahi, melempar botol atau diam tak mau melakukan gerakan saja kita berani katakan ndeso...
Apalagi bagi mereka sang teroris pelaku bom bunuh diri bermodal rasis..



niko andreyan...hanya seorang pasoepati biasa yang mendamba PASOEPATI menjadi LUAR BIASA!!!!!!



Tulisan ini pernah dimuat di artikel pembaca Pasoepati.net
Foto diambil dari album facebook Niko.A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post Per Month